Rabu 13 Aug 2014 10:10 WIB

Jokowi Diminta Hati-Hati Terhadap Keinginan Jepang

Rep: C57/ Red: Citra Listya Rini
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: ap
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menyatakan presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), harus hati-hati terhadap keinginan Jepang terkait Pemurnian Mineral.

"Presiden terpilih Jokowi harus mewaspadai kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Fumio Kishida ke Indonesia yang agendanya mempersoalkan kebijakan pemurnian mineral di Indonesia," kata Hikmahanto dalam rilisnya yang diterima Republika Online, Rabu (13/8) pagi.

Dalam pertemuan dengan Menlu RI, Marty Natalegawa, dan Presiden Terpilih, Jokowi diberitakan agenda pembicaraan terkait dengan kebijakan pemurnian Mineral di Indonesia sebagai implementasi dari Undang-undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba).

Kebijakan pemurnian yang saat ini dijalankan oleh Pemerintah, papar Hikmahanto, berakibat larangan terhadap ekspor bahan mentah mineral (ore) ke luar negeri. Kebijakan ini, jelasnya, telah mengakibatkan kesulitan industri pemurnian di Jepang untuk mendapatkan suplai ore.

Menurut Hikmahanto, tidak aneh jika Menlu Jepang menekan pemerintah melalui Menlu Marty Natalegawa maupun pemerintahan mendatang melalui Presiden Terpilih Jokowi untuk mencabut kebijakan pemurnian. 

Beberapa waktu lalu, ungkap Hikmahanto, pemerintah Jepang berniat akan membawa pemerintah Indonesia ke Dispute Settlement Body WTO. Hikmahanto pun menyatakan kepentingan industri Jepang telah dikedepankan oleh Menlu-nya di era globalisasi saat ini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement