REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi
Warga Gaza mulai kembali ke rumahnya masing-masing.
Pada awal Februari 2014, Indonesia juga menjadi tuan rumah dalam pertemuan antara negara-negara Asia Timur. Dalam kesempatan itu, Indonesia juga menggalang dukungan untuk membantu rakyat Palestina agar memberikan pelatihan-pelatihan.
Selain bantuan dari Pemerintah Indonesia, LSM dan organisasi-organisasi masyarakat Indonesia selalu aktif memberikan bantuan kepada Palestina dalam berbagai bentuk, mulai uang tunai, bahan makanan, hingga bantuan medis.
"Yang tak kalah pentingnya dari bantuan tersebut, Pemerintah Indonesia memfasilitasi mereka agar mudah mendapatkan izin dari Mesir dan akses untuk memasuki Gaza," paparnya menerangkan.
Warga Palestina mencoba kembali ke kehidupan normal mereka di Gaza setelah pada Selasa (12/8), gencatan senjata selama 72 jam memasuki hari kedua. Sementara, para negosiator kembali berada di Kairo, Mesir, berupaya mencari solusi permanen untuk mengakhiri pertikaian ini.
Daerah tersebut cukup tenang setelah dilakukannya mediasi yang ditengahi Mesir untuk mengakhiri kekerasan yang telah menewaskan 1.945 warga Palestina serta 64 warga Israel. Sejak Ahad (10/8) malam, tak ada laporan adanya pelanggaran senjata dari kedua belah pihak.
Toko-toko pun mulai kembali dibuka dan warga kembali memenuhi jalanan di wilayah yang digempur Israel. Di luar sekolah yang dijaga PBB, sejumlah mobil dan gerobak keledai bersiap-siap membawa para pengungsi kembali ke rumah masing-masing.
Mereka ingin melihat kondisi rumah setelah ditinggal mengungsi selama pertempuran terjadi. “Kami ingin kembali melihat apa yang terjadi pada rumah kami,” kata Hikmat Atta (58), dilansir Aljazirah.
Hikmat kemarin membawa keluarganya menggunakan gerobak kecil menuju rumah mereka di Beit Lahiya. Namun, gencatan senjata yang kedua ini masih merupakan tahapan awal. “Kami hanya kembali pada siang hari, pada malam hari kami akan kembali ke sini,” lanjut Hikmat.