Rabu 13 Aug 2014 12:33 WIB

Ini Syarat agar Agama Diakui oleh Negara

Rep: c78/ Red: Joko Sadewo
Taman Bahai, Mount Carmel, Haifa, Israel
Foto: [ist]
Taman Bahai, Mount Carmel, Haifa, Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) tidak sembarang menetapkan keyakinan yang nantinya ditetapkan sebagai Agama.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Machasin  Machasin menjelaskan, setidaknya ada empat persyaratan yang mesti dimiliki sebuah kelompok keyakinan agar nantinya diakui sebagai agama di Indonesia.

 

Syarat tersebut di antaranya, kelompok keyakinan memiliki ajaran yang berbeda dengan yang lain, memiliki sistem peribadatan yang berbeda, memiliki umat yang jumlah minimumnya masih dalam kajian, serta memiliki organisasi yang mewakili mereka berkegiatan. “Empat syarat tersebut masih dalam rumusan awal dan sedang proses pengkajian sampai saat ini,” tuturnya.

 

Berdasarkan amanat Menag, lanjut dia, akan ada dialog lanjutan serta publikasi kepada masyarakat atas kajian-kajian tersebut, agar Kemenag mendapatkan banyak masukan. Dalam merumuskan legalisasi pelayanan kelompok bergama, Kemenag tidak sendirian.

 

Koordinasi, lanjut dia, terus dilakukan bersama dua kementerian lainnya yakni Kementerian Dalam Negeri yang menyangkut masalah organisasi, serta Kementerian Hukum dan HAM yang menyangkut masalah layanan legalitas hukum. “Sementara Kemenag sudah jelas, berkepentingan karena ini merupakan wilayah kerja kita,” terangnya.

 

Dalam pengkajian tersebut, Kemenag mengakui kalau mereka tidak menjalin koordinasi khusus dengan MUI. Dijelaskannya, Kemenag menempatkan MUI sebagai salah satu bagian dari perwakilan masyarakat Islam, sebagaimana ia juga membuka aspirasi dari organisasi agama lain.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement