Rabu 13 Aug 2014 12:53 WIB

Soal Kabinet, Jokowi Disebut Belajar dari Pengalaman SBY

Rep: c83/ Red: Mansyur Faqih
Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo memberi sambutan dalam Musyawarah dan Silaturahmi Nasional Rumah Koalisi Indonesia Hebat di Jakarta, Senin (11/8).
Foto: antara
Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo memberi sambutan dalam Musyawarah dan Silaturahmi Nasional Rumah Koalisi Indonesia Hebat di Jakarta, Senin (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memerlihatkan konsistensi dan ketegasan. Yaitu dengan meminta anggota kabinetnya melepaskan jabatan di partai jika nanti terpilih.

"Ini bentuk konsistensi dan Ketegasan Jokowi bagaimana ia ingin membentuk kabinet profesional dan koalisi tanpa syarat," ujar Yunarto saat dihubungi Republika (13/8). 

Menurutnya, dengan sistem pemerintahan presidensial, maka kabinet harus diisi orang profesional, bukan politik. 

Selain itu, alasan Jokowi menginginkan kabinet profesional dan tanpa syarat ia belajar dari kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

"Jokowi belajar dari pengalaman pada pemerintahan SBY. Sehingga memang akan lebih baik jika kabinet di masanya diisi oleh kabinet profesional," katanya. 

Bukti empris, katanya, menunjukan kalau kabinet pada masa pemerintahan SBY yang banyak diisi orang politik hanya menjadi beban presiden.

Koalisi sekretariat gabungan (setgab) yang dibentuk SBY pun terbukti tak terlalu banyak membantu dalam memutuskan kebijakan. 

"Setgab yang ada seperti memasung SBY dan tidak berguna untuk koalisi," paparnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement