REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Cuaca buruk dan gelombang tinggi air laut menimbulkan sentimen negatif terhadap pasaran ikan laut. Selain harga naik, ikan laut sekarang menjadi langka. Bahkan, sulit ditemukan dipasaran tradisional.
Sejumlah pedagang ikan laut sejumlah pasar tradisional di Solo, misalnya, mengaku kesulitan memperoleh dagangan belakangan ini. ''Stok ikan laut saat ini menipis, karena suplai dari tengkulak juga terbatas,'' tutur Suyati (56), pedagang ikan di Pasar Legi, Solo, Kamis (14/8).
Menurut Suyati, pasokan ikan laut sudah sepekan ini sedikit sekali. Malah, kadang blong. Tak ada setoran barang sama sekali. Kondisi ini, menurut informasi yang dia terima, kondisi air laut pasang, gelombang air laut tinggi. Semua ini menyebabkan nelayan takut melaut.
Pedagang ikan di Pasar Gede, Solo, Sri Hartati (53), juga mengeluhkan hal yang sama. Saat ini, ia hanya menjual dagangan ikan hasil budidaya air tawar. Sudah sepekan ini, ia tak menerima setoran ikan laut. ''Sekarang tidak ada kiriman ikan laut. Barangnya sudah langka,'' katanya. Jika ada barang, jumlahnya sangat sedikit.
Menurut Sri Hartati, akibat langka barang menyebabkan harga ikan laut naik. ''Kenaikkan harga terjadi pada jenis ikan tengiri, kakap dan tongkol. Tapi, kalau cumi masih relatif stabil,” tambah Hartati.
Ikan tengiri sebelumnya dijual dengan harga Rp 46 ribu per kg, kini naik jadi Rp 50 ribu per kg. Ikan tongkol dari Rp 24 ribu naik menjadi Rp 26 ribu per kg. Sedangkan ikan tuna dari Rp 26 ribu naik menjadi Rp 28 ribu per kg.