Oleh: Hannan Putra
Motivasinya adalah menyeru kebaikan, menyuruh pada yang makruf, dan mencegah yang mungkar.
Menjadi seorang mubaligh berarti memilih jalan mulia sekaligus penuh dengan ujian. Pantas saja seorang mubaligh disebut sebagai orang paling mulia dan manusia terbaik di antara sekalian manusia.
Mubaligh dan para dai itulah yang menjadi penerus risalah kenabian dan penyambung lidah Nabi untuk menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia.
Jalan itulah yang dipilih oleh seorang gadis belia, Tsani Liziah. Gadis kelahiran Sukabumi, 2 Desember 1990, ini telah memantapkan hatinya untuk menjadi juru dakwah semenjak kelas dua KMI (tsanawiyah) Gontor Putri.
Bakatnya berceramah sudah terlihat ketika sang ibu memintanya mengisi pengajian pada Maulid Nabi di majelis taklim ibu-ibu Masjid Daarul Falah di tempatnya tinggal.
"Ketika pertama kali tampil memang tidak pede, masih belepotan dalam menyampaikan tausiyah. Setelah dibiasakan, lama-lama jadi terbiasa," tuturnya.
Setelah beberapa kali berceramah, ia pun mulai terbiasa. Seperti kata pepatah yang ia yakini, “The first you make habbit, the last habbit makes you”.
Hingga akhirnya, Allah membukakan betul jalan baginya untuk menjadi seorang mubalighah. Ia pun terpilih menjadi finalis “Dai Muda Pilihan ANTV 2012”. Berbekal ilmu yang ia timba di Ponpes Gontor Putri, ratusan kontestan lainnya berhasil ia pinggirkan.
"Ini semua kehendak Allah. Padahal, waktu itu yang mengikuti audisinya sekitar delapan ratus orang se-Jawa Barat dan yang terpilih hanya dua orang, saya dan Kang Irfan Muhammad," ujarnya berkisah.