REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menargetkan tahun 2015 Gunung Rinjani sudah bisa menjadi geopark dunia.
Kepala Bidang Prasarana dan Tata Ruang Bappeda NTB IGB Sugiartha di Mataram, Kamis (14/8), mengatakan persiapan menjadikan Rinjani sebagai geopark dunia sudah dilakukan pemerintah daerah.
Salah satunya, dengan mendatangkan Prof Mahito Watanabe, advisor Asia Pasific Geopark Global Network. "Persiapan ini sudah kami lakukann sejak lama, termasuk dokumentasi, kesiapan lapangan dan kesiapan secara lembaga dari geoprak itu sendiri," kata Sugiartha.
Menurutnya, kedatangan Prof Mahito Watanabe, advisor Asia Pasific Geopark Global Network diharapkan mampu memberikan masukan dan saran bagi persiapan pemerintah daerah dalam merencanakan Gunung Rinjani sebagai geopark dunia, sehingga saat penilaian dari tim asesor United Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mendapat hambatan.
"Kita harapkan dari hasil tinjauan lapangan bersama Prof Mahito Watanabe selama dua hari ada gambaran ataupun kekurangan yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah untuk bisa mememperkuat syarat-syarat Rinjani menjadi geopark dunia di UNESCO," ucap Sugihartha.
Selain dukungan pemerintah daerah kata Sugihartha dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) termasuk Badan Geologi Nasional sangat dibutuhkan pemerintah daerah guna melengkapi semua persyaratan usulan Gunung Rinjani menjadi geopark dunia. "Koordinasi itu dimaksudkan agar dapat mengetahui karakteristik geopark dunia, dan berbagai persyaratannya, sehingga dapat segera dipenuhi," ujarnya.
Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah menjaga kelestarian Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang kini telah menjadi geopark nasional, terutama dari aspek geologi, arkeologi, keragaman ekologi serta budaya. Konsep pengelolaan geopark menyatukan antara pengelolaan warisan geologi dan warisan budaya dari suatu wilayah, dan pada dasarnya memiliki tiga tujuan utama, yaitu konservasi, edukasi dan pembangunan berkelanjutan.
Kaldera (danau) Segara Anak yang ada di Rinjani misalnya, harus tetap terjaga dari pengunjung agar ekosistem di kawasan itu tetap terpelihara. Terdapat tiga hal pokok dalam upaya koordinasi dengan pusat, yakni kelestarian geopark, dan promosi, menjadi hal prioritas yang harus dilakukan untuk mencapai kesuksesan status geopark dunia untuk Gunung Rinjani, serta penyiapan dokumen usulan yang pengajuannya melalui pemerintah pusat.
Salah satu pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut.
Sebelumnya, Prof Mahito Watanabe menegaskan peluang NTB menjadikan Gunung Rinjani menjadi geopark dunia cukup terbuka lebar. "Tinggal bagaimana keseriusan pemerintah daerah untuk menjadikan Gunung Rinjani tersebut sebagai geopark dunia," kata Watanabe.