Kamis 14 Aug 2014 16:50 WIB

Hamdi Muluk Minta Puskaptis Dihukum Pidana

Red: Erik Purnama Putra
Ketua MUI Din Syamsuddin (kiri), penulis Dewi Haroen (tengah), akademisi Hamdi Muluk (kanan) berbincang saat bedah dan peluncuran buku
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua MUI Din Syamsuddin (kiri), penulis Dewi Haroen (tengah), akademisi Hamdi Muluk (kanan) berbincang saat bedah dan peluncuran buku "Personal Branding" di Jakarta, Ahad (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Etika Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Hamdi Muluk menyatakan lembaga survei penghitungan cepat yang terbukti melanggar harus dipidanakan sesuai undang-undang yang berlaku.

"Pembubaran saja tidak cukup bagi mereka (lembaga survei) yang terbukti melanggar pidana dan tidak beretika harus dihukum sesuai undang-undang," kata Hamdi di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (14/8).

Hamdi mengatakan lembaga survei yang melakukan pelanggaran hukum tidak hanya cukup diberikan sanksi pembubaran. Pasalnya lembaga survei yang dibubarkan dapat mendirikan lembaga baru dan berpotensi melakukan hal yang serupa.

Hamdi menegaskan lembaga survei harus memiliki kredibilitas, bekerja profesional dan beretika agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.