REPUBLIKA.CO.ID, FAYSH KHABUR -- Ribuan warga Yazidi melintasi sungai menyelamatkan diri mereka dari kekejaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak. Seluruh warga tersebut tak membawa pasokan makanan dan hanya membawa baju yang melekat di tubuhnya.
Beberapa dari mereka bahkan bertelanjang kaki. Jamal Jamir (23 tahun), seorang mahasiswa dari Sinjar mengaku keluarganya melarikan diri ke daerah pegunungan Sinjar sekitar pekan lalu setelah ISIS merebut kota mereka.
Kelompok radikal itu pun telah merampas kehidupan warga kaum minoritas Yazidi. Jamir mengatakan setelah ISIS tiba di kota, tetangga Arabnya mulai bergabung dengan kelompok tersebut. "Mereka bergabung dengan ISIS, dan mereka membunuh kami. Mereka, tetangga kami," katanya.
Keluarga Jamir hanyalah sebagian dari ribuan keluarga lainnya yang terjebak di pegunungan itu dan membutuhkan bantuan makanan dan minuman. Keluarganya berhasil menyelamatkan diri dengan berjalan kaki dan melakukan perjalanan selama 15 jam ke Suriah.
Mereka pun kemudian melintasi jembatan di Faysh Khabur, dan kembali ke wilayah yang telah dikendalikan oleh Irak. Jamir menceritakan kedua adiknya telah meninggal selama pelarian mereka. Mereka meninggal karena kelaparan dan dehidrasi.
"Kami warga miskin. Kami tak punya masalah dengan siapapun. Kami membutuhkan pertolongan," kata Jamir.
Pasukan Kurdi dan Irak telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga yang terjebak di pegunungan serta membantu mereka menyelamatkan diri. Kini, AS juga tengah mempertimbangkan dilakukannya evakuasi melalui udara. Meskipun begitu, belum ada keputusan terkait hal ini.