REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan kalau Nazaruddin mendukung semua cum di kongres Partai Demokrat dibenarkan saksi Kasus Hambalang, Nuril Anwar. Sebelumnya, dugaan itu diungkapkan mantan politikus Demokrat, Sudewa.
Nuril yang pernah menjadi tenaga ahli Nazaruddin mengatakan, mantan bendahara umum Demokrat itu menebar uang jelang kongres dengan mengatasnamakan seluruh kandidat.
Tujuannya, kata Nuril, siapa pun yang jadi ketua umum partai akan menguntungkannya di kemudian hari. Atas bantuan yang diberikan, Nazar mengincar posisi benahara umum.
"Untuk dapat jabatan itu (bendum), dia jadi (bermain) ke semua kandidat," kata Nuril di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (14/8).
Bakan, katanya, termasuk dengan pembagian sejumlah ponsel pintar di kongres Demokrat. Dia mengatakan tidak hanya relawan Anas yang mendapatkan pemberian tersebut.
"Saudara saksi mengetahui siapa yang memberikan BB (ponsel pintar) itu?" kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK bertanya.
"Tidak pak, tapi yang jelas semua juga dapat," jawab Nuril.
Namun, Nazar justru kecewa Anas yang terpilih sebagai ketum. Karena, karakter Anas disebut masih idealis sehingga sulit untuk diatur.
Karenanya, Nazar khawatir tujuannya untuk mendapatkan jabatan bendahara tidak tercapai. "Sebetulnya Anas menang Nazar agak menyesal. Karena karakternnya Anas susah diatur," kata Nuril.
Keterangan yang Nuril sampaikan ini selaras dengan yang diungkapkan saksi kasus Hambalang untuk Anas dalam sidang sebelumnya. Senin (11/8) lalu, mantan koordinator wilayah tim pemenangan Anas Urbaningrum di Jawa Tengah Sudewa menyampaikan Nazar menebar uang di semua lingkaran kandidat.
"Tujuannya supaya dia (Nazar) bisa dapat posisi bendahara umum di partai," ujar Sudewa.
Nazar tidak hanya ikut mengurus kader calon pemilih Anas di kongres itu. Tetapi juga masuk ke lingkaran pemenangan calon lainnya.
Yaitu Marzuki Alie dan Andi Alfian Mallarangeng. "Jadi siapa pun yang nanti jadi ketum, dia tetap dapat bendum," kata politikus Partai Gerindra itu.