Kamis 14 Aug 2014 17:08 WIB

Obat Uji Coba Ebola Segera Diberikan ke Dokter Terinfeksi

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas perawat Liberia membawa jasad korban ebola dari rumahnya di St. Paul Bridge Community di Monrovia, Liberia, Jumat (8/8).
Foto: EPA/Ahmed Jallanzo
Petugas perawat Liberia membawa jasad korban ebola dari rumahnya di St. Paul Bridge Community di Monrovia, Liberia, Jumat (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Obat ebola ZMapp yang masih dalam tahap uji coba akhirnya tiba di Liberia, Rabu (13/8). Dua kotak ZMapp diterbangkan dari Amerika Serikat dengan menggunakan penerbangan komersial. Obat tersebut dibawa oleh Menteri Luar Negeri Liberia Augustine Ngafuan dan diturunkan di terminal VIP.

Obat akan dibawa ke rumah sakit di ibukota dan diberikan pada dua dokter yang terinfeksi virus, Zukunis Ireland dan Abraham Borbor. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan obat tersebut hanya dibuat sebanyak 10-12 dosis.

Hal itu menimbulkan pertanyaan mengenai siapa yang paling berhak menerima obat. Kedua dokter itu adalah warga Afrika pertama yang menerima obat uji coba tersebut. Sebelumnya obat itu telah diberikan kepada seorang misionaris Spanyol yang telah meninggal dan dua pekerja kemanusiaan AS. Dua pekerja tersebut menunjukkan tanda-tanda membaik.

Otoritas juga khawatir status obat uji coba bisa membuat mereka terkena tuduhan menggunakan manusia sebagai kelinci percobaan.

"Obat ini bukan obat mujarab. Ini adalah risiko pasien," ujar Asisten Menteri Kesehatan Liberia Tolbert Nyenswah kepada wartawan di bandara Monrovia.

Menteri Informasi Lewis Brown mengatakan obat hanya menawarkan secercah harapan dan penggunaannya tidak lebih dari judi.

Salah satu konsekuensi paling tragis epidemi ebola adalah jumlah kematian petugas kesehatan. Mereka menjadi pihak pertama yang terinfeksi karena kurangnya perlindungan atau diagnosa pasien yang terlambat atau kurang akurat.

WHO mengatakan pekan ini 170 pekerja kesehatan telah terinfeksi dan sedikitnya 81 orang meninggal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement