REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Gencatan senjata antara Palestina dan Israel kembali dilakukan. Wilayah-wilayah di sepanjang Jalur Gaza tampak tenang, Kamis (14/8).
Setelah gencatan senjata selama 72 jam berakhir Rabu tengah malam, kedua pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata. Bahkan, gencatan senjata yang kali ini dilakukan akan berlangsung selama lima hari. Masing-masing delgasi, baik dari Palestina maupun Israel akan terus melanjutkan negosiasi untuk mengakhiri pertempuran yang selama ini terjadi.
Selama satu bulan melakukan serangan intensif, sebanyak 1962 warga Palestina tewas. Lebih dari 10 ribu warga lainnya mengalami luka-luka. Mereka yang terluka, hingga saat ini masih membutuhkan perawatan intensif di rumah-rumah sakit di Gaza. Presstv melaporkan, dua warga Palestina yang terluka, akibat serangan intensif Israel tewas.
Jumlah korban yang tewas di Gaza diperkirkan dapat bertambah. Hal ini karena masih terdapat banyak jenazah yang belum dikeluarkan dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan intensif Israel.
Meski sudah tidak mengalami penumpukan seperti yang terjadi saat perang intensif berlangsung, banyak korban terluka yang kekurangan obat-obatan. Namun, bantuan obat dari beberapa negara saat ini dilaporkan telah memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah.
"Petugas medis telah membongkar reruntuhan dan mengevakuasi beberapa jenazah. Jumlah korban tewas hingga saat ini tercatat adalah 10.916," ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf Al Qodra pada. Korban yang tewas sebagian besar adalah warga sipil. Termasuk diantaranya 470 anak-anak, 343 wanita, dan 88 orang tua.