REPUBLIKA.CO.ID, BAIT LAHIYA – Seorang wartawan Associated Press (AP) tewas setelah rudal Israel meledak pada hari pertama gencatan senjata, Rabu (13/8). Ia merupakan wartawan asing pertama yang tewas di Jalur Gaza.
Simone Camilli (35 tahun) meninggal ketika sedang mengambil gambar kondisi di lokasi tersebut ketika rudal Israel tiba-tiba meledak di Bait Lahiya. Rudal tersebut sebelumnya gagal meledak. Namun, ketika polisi mencoba menjinakkannya, rudal tersebut tiba-tiba meledak dan melukai sejumlah orang, termasuk Camilli.
Selain Camilli, seorang penerjemah lepas asal Palestina juga tewas dalam kejadian tersebut. Empat orang lainnya termasuk fotografer AP Hatem Moussa mengalami luka serius. "Kami sedang merekam keadaan sekitar ketika terjadi ledakan," kata Moussa seperti dilansir Fox News, Kamis (13/8).
Moussa mengalami luka serius karena terkena pecahan peluru. Ia dilarikan ke rumah sakit segera setelah ledakan kedua terjadi dan menjalani operasi.
Camilli sudah bekerja untuk AP sejak 2005. Pria asal Italia tersebut dipindahkan ke Yerusalem pada 2006 dan sering diminta untuk meliput konflik di Gaza.
Camilli merupakan staf AP ke-33 yang tewas dalam tugas sejak perusahaan tersebut didirikan pada 1846. Khusus tahun ini, ia adalah wartawan yang kedua. Pada 4 April, fotografer AP Anja Niedringhaus tewas akibat penembakan di Afghanistan.
Camilli merupakan wartawan asing pertama yang meninggal di Gaza. Sementara, konflik ini mencabut lebih dari 1.900 nyawa warga Palestina dan 67 warga Israel.
"Ini merupakan tahun yang sulit bagi AP. Banyaknya konflik membuat pekerjaan ini menjadi sangat penting namun juga berbahaya," kata Chief Executive AP Gary Pruitt.