Jumat 15 Aug 2014 11:37 WIB

Presiden: Pemerintah Terus Dorong Pertumbuhan Kelas Menengah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemerintah terus mendorong upaya-upaya pengurangan angka kemiskinan dan mendorong tumbuhnya kelas menengah, sehingga masyarakat bisa semakin sejahtera.

"Di abad ke-21, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kemajuan Indonesia bukan diukur dari jumlah konglomerat, namun diukur dari jumlah kelas menengah."

"Kalau jumlah kelas menengah terus membesar, berarti kemiskinan otomatis menurun, karena yang masuk menjadi kelas menengah adalah dari golongan miskin yang berhasil mengubah nasibnya, buruh tani yang menjadi pemilik lahan, karyawan yang menjadi manajer, si miskin yang menjadi pengusaha, dosen atau pejabat," kata Presiden dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Jumat (15/8).

Kepala negara mengatakan tujuan pembangunan bukan hanya sekadar menurunkan angka kemiskinan, namun juga meningkatkan kelas menengah yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Namun, efektivitas pembangunan nasional tidak semata-mata diukur dari pengentasan kemiskinan. Ukuran lain yang juga penting adalah pertumbuhan kelas menengah. Sebenarnya, Pemerintah selama ini mempunyai tujuan ganda 'twin objective', yakni menurunkan secara sistematis dan signifikan angka kemiskinan, dan bersamaan dengan itu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kelas menengah," tuturnya.

Ditambahkannya,"karena itulah, kebijakan pembangunan kita harus terus mendorong pertumbuhan kelas menengah. Ini kita lakukan dengan menjamin kemudahan berbisnis, dengan menganakemaskan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kita, dengan membangun infrastruktur serta fasilitas pendidikan dan kesehatan yang memadai, dan upaya lainnya."

Presiden mengatakan Indonesia kini mempunyai kelas menengah yang terbesar di Asia Tenggara. Menurut satu sumber, kata Kepala Negara, jumlah kelas menengah di Indonesia bertambah sekitar delapan juta orang per tahun.

"Kita harus terus menjaga momentum positif ini karena secara global, revolusi besar yang akan kita saksikan di abad ke-21 adalah revolusi transformatif dan kreatif yang akan dimotori oleh kelas menengah," ujarnya.

Presiden mengatakan,"dalam dunia serba labil yang penuh dengan gejolak, Indonesia bersyukur dapat menikmati stabilitas politik, perdamaian, pertumbuhan ekonomi dan kerukunan sosial. Hal ini telah dicatat dan diapresiasi oleh masyarakat dunia, sehingga meningkatkan modal politik Indonesia dalam percaturan internasional."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement