REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau seluruh elemen bangsa untuk menjaga keIndonesiaan dan dengan tegas menolak penyebaran paham sesat Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di tanah air. Penolakan perlu dilakukan karena paham tersebut bertentangan dan bahkan berbahaya bagi jati diri bangsa sebab Indonesia bukan negara agama.
"Para pemimpin di seluruh tanah air, saya minta untuk tegas mengambil sikap mengenai tantangan ini. Ini adalah ujian bagi kebangsaan kita, ke-Indonesia-an kita. Indonesia adalah negara berketuhanan, bukan negara agama," katanya saat pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Jumat, (15/8).
Menurut Presiden, perjuangan di abad-21 memang bukan lagi menjaga kemerdekaan namun menjaga ke-Indonesia-an karena tidak ada gunanya menjadi semakin makmur dan modern, namun kehilangan yang amat fundamendal dan terbaik dari bangsa yaitu Pancasila, ke-Bhinnekaan, semangat persatuan, toleransi, kesantunan, pluralisme, dan kemanusiaan.
"Jika para pendiri bangsa dulu mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan, bagi generasi kita kini ke-Indonesia-anlah yang harus kita pertahankan mati-matian," katanya.