Jumat 15 Aug 2014 18:13 WIB

Aktivis: Israel dan AS Harus Diadili

Rep: c64/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bendera AS Israel
Bendera AS Israel

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang aktivis antiperang asal Amerika Serikat mengatakan, Israel dan Amerika Serikat harus dibawa ke pengadilan dan diadili atas kejahatan perang yang terjadi di pertempuran Gaza baru-baru ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Kenneth O'Keefe, seorang aktivis anti perang yang memiliki latar belakang kemiliteran, Press TV melaporkan Jumat (15/8).

"Amerika Serikat dan Israel adalah negara yang lebih dari negara lainnya di planet ini yang harus bertangung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan atas kehidupan manusia," ujar Ken O'Keefe dalam wawancaranya dengan kantor berita Press TV pada kemarin, Kamis (15/8).

Ia mengatakan, AS adalah pendukung keuangan utama bagi Israel. Untuk diketahui bahwa Washington telah menyumbangkan uang pajak AS untuk Tel Aviv dan bukan untuk kepentingan rakyatnya sendiri.

"AS adalah salah satu sumber dana Israel, rakyat Amerika telah dibohongi selama puluhan tahun tentang apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana uang pajak digunakan," lanjut pria yang pernang menjadi salah satu penumpang di kapal Mavi Marmara 2010 silam.

Ia berkata, Amerika, seperti halnya Eropa,  mengatakan tidak memiliki uang untuk pelayanan sosial, pendidikan, infrastruktur dan segala macam hal itu. Tetapi, mereka memiliki banyak uang untuk Israel.

O Keefe mengecam pula Mesir yang memihak Israel dalam kejahatan Zionis terhadap warga Palestina di Gaza dengan tetap menutup perbatasan Rafah. "Mesir telah menjadi mitra Israel,".

"Mereka tidak mengangkat pengepungan, mereka telah bekerja sama dengan Israel. Bahkan, mereka tampak seperti teman terbaik dan sekutu dalam menyebabkan penghancuran hak rakyat Palestina di Gaza untuk hidup bermatabat," jelasnya.

Gempuran Zionis Israel yang berlangsung sejak 8 Juli yang lalu telah mengakibatkan, 1.961 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 10 ribu lainnya mengalami luka-luka. Yang mana mayoritas korban merupakan warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan kaum manula.

Tak hanya itu, Gaza juga telah diblokade oleh Israel sejak 2006 lalu, situasi tersebut telah menyebabklan penurunan drastis bagi kehidupan rakyat Gaza. Belum lagi masalah perbatasan Rafah yang menghubungkan antara Gaza dan Mesir adalah stu-satunya jalan keluar untuk pengiriman makanan maupun barang-barang medis yang dibutuhkan di Gaza.

"Namun, Mesir telah membuat perbatasan Rafah ditutup meskipun seruan internasional untuk membuka terus dikumandangkan."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement