REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Para pemimpin dari dua gerakan protes Pakistan bersumpah, pada Sabtu (16/8), akan tetap melakukan aksi protes. Mereka baru akan berhenti jika Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengundurkan diri.
Mantan bintang kriket Imran Khan yang memimpin partau oposisi Tehreek-e-insaaf mengatakan pada ribuan pendukungnya, ia tak akan menghentikan protes sampai ia merasakan kebebasan nyata bagi negaranya.
"Tentukan Nawaz Sharif! Mengundurkan diri atau menggelar pemilu," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan ulama kenamaan Tahir ul-Qadri, yang telah mempelopori protes terpisah. Juru bicara Qadri, Shahid Mursaleen, mengatakan Dr Qadri mengajukan Tuntutan Revolusi Maret 2014. Tuntutan mencakup permintaan pengunduran diri Nawaz Sharif dan pemerintahannya, serta penangkapan langsung terhadap Sharif.
Pada Jumat, massa justru melemparkan batu menyerang konvoi Khan. Saat itu ia tengah memimpin konvoi para pendukungnya melalui kota timur, Gujranwala. Suara tembakan terdengar, namun Khan tak terluka. Sementara pemerintah mengatakan, tak ada penembakan dan polisi menangkan 16 aktivis dari partai yang berkuasa.
Di Islamabad, pihak berwenang telah memblokir jalan-jalan dengan kontainer dan kawat berduri. Dalam upaya mengontrol aksi demo, polisi huru hara juga berlalu lalang.