REPUBLIKA.CO.ID, Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan mengeksekusi mati 700 warga selama dua pekan terakhir pertempuran di wilayah timur Suriah. Kelompok pemerhati hak asasi manusia (HAM) Suriah menyebutkan mayoritas korban adalah warga sipil.
Pembunuhan terjadi di sejumlah desa yang ditinggali suku al-Sheitat di Provinsi Deir Ezzor. Kelompok pemerhati HAM mengungkapkan sebagian korban tewas dengan cara dipenggal kepala.
Hanya 100 orang saja korban dari kalangan bersenjata, sementara sisanya adalah warga sipil. Begitu laporan para aktivis HAM yang juga penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad tersebut
Dari laporan jaringan aktivis dan tenaga medis di lapangan, kelompok pemerhati HAM mendapat informasi bahwa pembunuhan terhadap warga Suriah terjadi di desan Ghranji, Abu Hamam dan Kashkiyeh. Desa-desa tersebut merupakan wilayah yang berada dalam penguasaan ISIS.
Pimpinan pemerhati HAM Rami Abdel Rahman menjelaskan selain 700 korban eksekusi mati, sebanyak 1.800 warga lainnya tidak diketahui kabarnya hingga saat ini.
Pada Sabtu (16/8), Dewan Nasional Suriah (SNC) menyerukan kepada Amerika Serikat dan para sekutunya untuk melakukan serangan udara terhadap pasukan ISIS di wilayah Suriah. Dalam siaran persnya di Turki, pimpinan SNC Hadi al-Bahra menuding Barat menerapkan standar ganda.
"Kebisuan komunias internasional sulit dipercaya. Tak ada alasan bagi mereka untuk menutup mata terhadap apa yang terjadi di Suriah. Kami memiliki laporan yang didukung dokumen dan video bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan ISIS di Deir Ezzor berlangsung setiap hari," kata Hadi.