REPUBLIKA.CO.ID, ALQOSH -- Keberhasilan Tentara Kurdi dalam memukul mundur gerilyawan ISIS tidak lepas dari penggunaan pesawat tempur dan dron dari AS.
Surat kabar New York Times menyebutkan serangan pesawat tempur dan dron dari AS telah sangat membatasi pergerakan bebas para militan ISIS. Jika serangan ini dihentikan, pasukan Kurdi mungkin kewalahan.
Obama mengatakan, serangan ini mungkin akan terjadi selama berbulan-bulan. Pasukan Khusus Irak diduga ikut dalam operasi hibrida Amerika, Kurdi, dan Irak. Pejabat Kurdi mengakui, serangan udara itu penting untuk membantu menghentikan serangan para militan.
Pejabat Kurdi mengatakan, para militan ISIS sepertinya kembali ke beberapa lini mereka setelah pasukan Pesh Merga mendekati bendungan dan kota Mosul. Para pejabat sepertinya mulai optimistis. Mereka mulai menawarkan untuk berbicara dengan wartawan yang datang ke Alqosh.
“Ada beberapa pertempuran berbeda di beberapa daerah, namun Pesh Merga telah dengan mudah bergerak maju,” kata Durait Hikmat Tobia, penasihat urusan Minoritas kepada Gubernur Ninawa. “Masalahnya adalah tambang. Mereka tidak bisa bergerak cepat karena khawatir akan mengenai (tambang itu).”
“Namun, saya pikir malam ini atau besok Bendungan Mosul akan dikuasai Pesh Merga,” lanjut dia.
Bendungan Mosul terletak di Sungai Tigris, sekitar 30 km dari kota Mosul. Bendungan ini merupakan sumber listrik yang penting di Mosul, serta pusat kendali pasokan air untuk wilayah yang lebih luas. Setelah bendungan tersebut direbut, para pejabat Irak khawatir jika bendungan tersebut rusak, akan terjadi gelombang setinggi 65 kaki di Irak Utara. Namun, para militan justru menggunakan bendungan tersebut untuk menghasilkan listrik dan memelihara bendungan tersebut.