REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Pasukan Kurdi di utara Irak hampir berhasil merebut kembali bendungan terbesar di Irak setelah menggempur militan ISIS. Pejabat Kurdi mengatakan serangan darat ini dibantu oleh serangan udara AS sehingga mereka bisa merebut bendungan Mosul pada Ahad pagi.
Fasilitas penting dan sangat strategis ini telah dikuasai oleh kelompok radikal pada 7 Agustus silam. Bendungan Mosul memasok air dan listrik di utara Irak dan dikhawatirkan akan digunakan kelompok ISIS untuk membanjiri kota sekitarnya.
Jika bendungan ini memang berhasil kembali direbut, maka ini akan menjadi kekalahan ISIS yang terbesar sejak mereka melakukan serangan di Irak pada Juni.
Hoshyar Zebari, mantan menteri luar negeri Irak mengatakan pasukan Kurdi telah melakukan pertempuran sengit untuk merebut bendungan itu.
Pejabat Kurdi menyatakan pasukan khusus AS membantu melakukan serangan udara. Ali Awni, pejabat dari Partai Kurdi Irak, mengatakan pertempuran saat ini terjadi di dekat Tal Kayf.
Seorang pasukan Peshmerga, tentara Kurdi, pun menjelaskan pentingnya bendungan ini.
"Bendungan ini sangat penting bagi kehidupan di sekitarnya, untuk air minum, pertanian, dan lainnya. Hal penting lainnya adalah jika ISIS meledakkan bendungan ini, kemudian Mosul, Baghdad, dan beberapa tempat lainnya akan hancur dan tak lagi ada," katanya.
Sumber dari Kurdi mengatakan mereka masih berusaha membersihkan ranjau dan jebakan di sekitar bendungan. Proses ini pun akan memakan waktu beberapa jam.