REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA-- Sekelompok wisawatan harus berenang selama enam jam untuk menyelamatkan diri, setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Sumbawa, Indonesia. Mereka bahkan terpaksa harus meminum air seni mereka sendiri, sembari menunggu bantuan datang.
Dilansir dari The Guardian, Senin (18/8), delapan warga asing dan lima warga Indonesia berhasil diselamatkan. Dua hari setelah perahu wisata yang mengangkut 25 orang, tenggelam di perairan antara Lombok dan Pulau Komodo. Dua orang asing masih dinyatakan hilang, mereka diidentifikasikan sebagai warga Inggris.
Kepala tim pencarian dan penyelamatan, Budiawan, mengatakan para korban ditemukan bersama-sama di sejumlah sekoci. "Beberapa lainnya mengambang dengan jaket mereka sekitar 100 km dari Sape, timur Sumbawa," katanya.
Jumlah sekoci yang terbatas membuat sekelompok wisatawan berenang tiga km ke pulau terdekat Sangeang. Mereka bahkan dilaporkan meminum air kencing mereka sendiri sementara menunggu penyelamat datang. Kini para korban mulai pulih dan telah berada di rumah sakit.
Turis selamat asal Prancis Betrand Homassel mengatakan, kapal mulai tenggelam setelah diterjang badai. Enam orang berada dalam sekoci, sementara lainnya bertahan selama lebih dari 12 jam sebelum mereka akhirnya memutuskan berenang ke darat.
Berbicara dari sebuah hotel di Bima, Sumbawa, Homassel mengatakan enam orang berada di sekoci, sementara lainnya naik ke atap perahu yang belum sepenuhnya tenggelam. Ia bersama korban lain menunggu sampai tengah hari pada Sabtu (16/8).
"Kami lima kilometer dari pantai, ada banyak gelombang besar yang menjauhkan kita dari pantai," ungkapnya.
"Orang-orang mulai panik dan memutuskan untuk berenang ke pulau terdekat, lima kilometer jauhnya di mana ada letusan gunung berapi," tambah Homassel
Homassel juga mengatakan, para korban berenang selama enam jam sebelum tiba di Pulau Sangeang, pada Sabtu malam. Mereka terpaksa minum air seni mereka sendiri dan makan dedaunan. Mereka diselamatkan pada Ahad (17/8) pagi. Setelah mereka berhasil menarik perhatian kapal yang lewat. n Gita Amanda