Selasa 19 Aug 2014 00:31 WIB

Pencantuman Gambar Peringatan di Rokok Dievaluasi

Rep: C87/ Red: Erik Purnama Putra
Peringatan gambar di kemasan rokok.
Foto: Twitter
Peringatan gambar di kemasan rokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi bakal mengevaluasi pelaksanaan pencantuman gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok. Hampir dua bulan sejak pemerintah menerapkan batas akhir kepada produsen rokok untuk mencantumkan gambar peringatan pada kemasan rokok pada 24 Juni 2014. "Ya nanti kita lihat," kata Nafsiah kepada wartawan di kantornya, Senin (18/8).

Saat ditanya apakah sudah ada imbas dari penerapan gambar tersebut, Nafsiah mengaku mendengar adanya penurunan jumlah perokok. Namun, dia tidak mengetahui secara pasti jumlahnya. "Ya tidak tahu, kita tidak monitor jumlah perokoknya," katanya.

Nafsiah mengharapkan, adanya dukungan dari semua pihak untuk mendukung upaya kampanye tersebut. "Masak semua saya yang ngurus, kan ada pemerintah daerah, (tugas) pemerintah itu ada PP yang mengatur termasuk pemerintah daerah," kata Menkes.

Menurut Nafsiah, gambar peringatan sebagai tindak lanjut tulisan peringatan pada kemasan rokok.

Pada awalnya, pemerintah merencanakan ada 20 gambar. Kemudian dilakukan survei oleh para Ahli Kesehatan Masyarakat untuk melihat para pemuda gambar mana yang menyebabkan berhenti merokok.

"Bertahun (tulisan peringatan) itu ada di baliho, tapi sayang sekali negeri ini terkenal sebagai negara perokok terbesar didunia, kita tahu itu merusak kesehatan. Jadi saya tidak tahu apakah, mudah-mudahan apakah dengan perubahan itu apakah hasilnya lebih baik," kata Nafsiah.

Pihaknya khawatir dana lembaga jaminan kesehatan akan bangkrut kalau kebiasaan merokok dilanjutkan. Sebab, sebagian besar yang menelan biaya adalah penyakit-penyakit tidak menular yang bisa dicegah dengan cara antara lain tidak merokok, mengatur gizi, olahraga dan senam untuk mempertahnakn kebugaran. "Kalau itu bisa dilakukan maka masyarakat akan sehat," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement