Selasa 19 Aug 2014 21:16 WIB

Peraturan Gambar di Bungkus Rokok Dinilai Abal-abal

Rep: C60/ Red: Djibril Muhammad
Peringatan gambar di kemasan rokok.
Foto: Twitter
Peringatan gambar di kemasan rokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peraturan pemerintah yang mewajibkan adanya gambar 'seram' pada bungkus rokok dinilai tidak serius. Sebab pemerintah tidak menyiapkan lembaga penindak bagi perusahaan rokok yang melanggar aturan tersebut.

Hal itu dikemukakan mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Kartono Muhammad. Dia menyatakan, ketidaksiapan pemerintah dalam membentuk lembaga eksekutor bagi perusahaan pelanggar aturan menjadi indikasi ketidaksiapan pemerintah.

"Kalau memang tidak ada yang akan menindak berarti aturannya abal-abal," ujar Kartono kepada Republika, Selasa (18/8).

Dia mengatakan, sebelum aturan itu diberlakukan, pemerintah sudah menyiapkan perangkat untuk menertibkan pelanggar aturan. "Kalau tidak ada eksekutornya kan, siapa yang akan menindak kalau mereka melanggar?" ujar dia mempertanyakan.

Dia mengimabu agar pemerintah bersikap tegas dalam menjalankan aturan. Agar kewibawaan pemerintah tetap terjaga di depan dunia industri. "Jangan mau dilecehkan dong. Kalau dilecehkan masih dia diam aja, berarti tidak punya kewibawaan," kata Hartono.

Hartono mengingatkan, dunia yang dihadapi pemerintah dalam menerapkan menjalankan aturan tersebut adalah dunia yang memiliki kekutan modal yang besar. "Industri rokok kekayaannya tak terbatas," kata dia.

Pria kelahiran Batang 1939 ini menyangsikan keseriusan niat pemerintah untuk menerapkan aturan tersebut. Sebab tidak adanya lembaga penindak belum ditunjuk sejak awal diterapkan.

Padahal menurut dia, pemerintah memiliki hak penuh untuk menerapkan aturan hingga menghukum yang melanggar. Dia menyarankan agar peraturan tersebut segera dilengkapi dengan menyertakan lembaga eksekutor.

"Atau kalau perlu, ajukan judicial review agar aturan, pemegang eksekusi dan sanksi yang diterapkan lebih jelas," usul dia.

Padahal menurut dia, tujuan diberlakukannya peraturan tersebut untuk menjadikan hidup yang lebih sehat dengan cara menekan jumlah perokok di tanah air. "Terutama menekan tumbuhnya perokok baru," kata dia.

Adanya gambar 'seram' pada bungkus rokok secara psikologis akan mengurangi 'niat' perokok baru. Sehingga dia enggan merokok.

Perokok lama tidak peduli terhadap gambar yang dipasang di bungkus rokok. Gambar tersebut juga dapat membuat perokok untuk tidak memamerkan bungkus rokok kepada rekannya.

"Biasanya //kan// kalau lagi kumpul, rokoknya diletakkan di atas meja, sebagai kebanggaan merokok merek tertentu. Tapi, kalau sudah ada gambarnya kan agak risih," katanya menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement