Selasa 19 Aug 2014 21:37 WIB

Kiprah Dokter Muslim (1)

Presidium MER-C, dr Joserizal jurnalis (kanan), Ketua Presidium Mer-C, Sarbini Abdul Murad (tengah) dan Ketua Divisi Konstruksi Mer-C, Faried Thalib (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan seputar kondisi relawan yang berada di Gaza di Kantor Mer-C, J
Foto: Republika/Agung Supri/ca
Presidium MER-C, dr Joserizal jurnalis (kanan), Ketua Presidium Mer-C, Sarbini Abdul Murad (tengah) dan Ketua Divisi Konstruksi Mer-C, Faried Thalib (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan seputar kondisi relawan yang berada di Gaza di Kantor Mer-C, J

Oleh: Hannan Putra

Dokter adalah profesi yang banyak dicita-citakan oleh anak-anak Indonesia. Profesinya sangat mulia, menolong orang sakit.

Seorang dokter di mata masyarakat adalah sosok yang cerdas dan modern. Kiprah seorang dokter kini makin beragam. Tak hanya sebagai tenaga medis, dokter juga bisa menjadi relawan kemanusiaan sekaligus juru dakwah.

Sekretaris Umum Islamic Medical Association and Network of Indonesia (IMANI) drg Tryanza Maulana mengatakan, dokter Muslim tak boleh melupakan dakwah dalam profesinya. Posisi dokter yang sangat dihormati pasien memungkinkan dokter menyelipkan pesan agama terkait kondisi pasien.

"Saya yang kebetulan dokter gigi, biasanya selalu kita selipkan nasihat kepada pasien agar dekat dengan Allah," tutur drg Tryanza.

Menurut Try, pasien yang ingin sembuh biasanya akan manut dengan nasihat dokternya. Segala pantangan dan anjuran dokter akan ia laksanakan. Jadi, diharapkan bagi para dokter, tidak hanya memberikan nasihat bagi kesembuhan jasmaninya saja, tapi juga bagi rohaninya.

Jika pesan-pesan kebaikan tersebut dijalankan pasien, tentu akan menjadi nilai ibadah tersendiri bagi dokter. Try menerangkan, pesan-pesan dakwah tersebut tidak melulu melalui lisan. Keteladanan yang ditunjukkan seorang dokter sebenarnya lebih memberikan dampak dakwah bagi para pasiennya.

"Seperti mengucapkan salam, bersalaman, kemudian memulai kerja dengan basmalah. Itu juga dakwah. Kalau bisa, kita juga ajak pasien untuk berdiskusi soal agama," terang Try.

Yang terpenting, ungkap Try, dokter wajib memberi penjelasan jika dokter hanya perantara." Yang menyembuhkan itu Allah."

Menurut Try, asal-muasal penyakit yang menghinggapi banyak disebabkan faktor psikologis. Psikologis yang terganggu akan menyebabkan tubuh tidak fit. Hal itu bermula dari rohani mereka yang gampang stres dan daya tahan tubuh mereka melemah. "Karena sikap kurang optimistis, gampang stres, dan akhirnya sakit itu datang," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement