REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Militer AS akan melanjutkan serangan udara terhadap pasukan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan upaya kemanusiaan buat warga sipil Irak, kata Pentagon pada Selasa (19/8).
"Tak ada yang berubah mengenai misi yang kami lancarkan di dalam Irak. Serangan udara disahkan pada dua bidan misi --bantuan kemanuisaan dan perlindungan instalasi dan personel AS," kata John Kirby, Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS selama satu taklimat.
Serangan udara di Bendungan Mosul dan sekitarnya cocok buat kedua kategori itu, katanya.
"Kami percaya bahwa, kalau bendungan tersebut tetap berada dalam kekuasaan ISIL --yang keinginannya tidak jelas sama sekali dan tentu saja bukan untuk kepentingan utama rakyat Irak-- kalau bendungan itu diledakkan atau dibuka dan membanjiri gerbang, itu dapat memiliki dampak sampai kesebelah selatan Baghdad," kata pejabat tersebut.
Ia menambahkan pasukan Irak dan Kurdi terus menguasai bendungan tersebut, yang terbesar di negeri itu dan menyediakan air, listrik serta kendali pangan buat 1,7 juta warga Mosul, demikian laporan Xinhua, Rabu siang.
Lokasi bendungan tersebut dan kondisinya yang genting berarti dikuasanya bendungan itu
oleh pasukan ISIL menimbulkan ancaman buat instalasi dan personel AS di Baghdad. Kalau bendungan tersebut tak berfungsi atau disabot, kerusakan yang diakibatkannya akan meningkat jadi bencana kemanusiaan, katanya.
Satu dokumen 2009 oleh beberapa ahli geologi Mosul University memperkirakan sebanyak 54 persen Mosul akan berada maksimal 25,3 meter di bawah air kalau bendungan itu jebol.