REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Motivasi utama mundurnya Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan masih belum terjawab secara tuntas. Suami Karen, Herman Agustiawan mengaku istrinya ingin lebih fokus terhadap anak-anaknya.
Pengajar di Universitas Pertahanan ini mengungkapkan, Karen merasa bersalah selama menjadi dirut perusahaan pelat merah itu jarang bersama anaknya. ''Sekarang anak yang masih kecil berumur 18 tahun, sedangkan dulu waktu baru masuk ke Pertamina sekitar 10 tahun,'' kata dia kepada Republika, Rabu (20/8) siang.
Artinya, lanjut Herman, anak bungsunya ketika berumur 10 tahunan jarang bersama ibunya. Jadi, Karen ingin membayar waktu kekosongannya dulu dengan lebih dekat dengan anak-anak ke depannya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan akan resmi mundur pada 1 Oktober 2014.
Herman angkat topi dengan sikap istrinya. Karena dengan keputusan mundur yang dibuat oleh Karen, menunjukkan, dia tidak rakus kekuasaan.Selain itu, kata dia, istrinya mendapatkan kesempatan mengajar di universitas bonafid dunia, Harvard University.
Dia mengatakan, Karen sudah sejak lama ingin lengser dari Pertamina. Permintaan mundur itu mengemuka sejak periode pertama menjabat sebagai dirut perusahaan energi itu.
Herman meminta segenap pihak jangan berpolemik terkait mundurnya Karen. ''Yang paling tahu adalah dia sendiri,'' kata dia.
Dia membeberkan, Karen jarang bercerita tentang kejadian kantornya. ''Mungkin tidak ingin saya juga ikut memikirkan masalah-masalah tersebut,'' ujar dia.