Rabu 20 Aug 2014 23:12 WIB

Tentara NATO Tewas Ditikam di Kabul

Red: M Akbar
Tentara NATO yang terluka ditandu untuk mendapat perawatan medis
Foto: courtesy of worldproutassembly.org
Tentara NATO yang terluka ditandu untuk mendapat perawatan medis

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas ditikam di jalan di Kabul, Rabu (20/8), dalam sebuah serangan tidak biasa. Penyerangan ini mencerminkan permusuhan terhadap pasukan asing yang menarik diri dari negara tersebut.

Sejauh ini identitas kewarganegaraan tentara yang tikam itu masih belum diungkap. Namun kantor berita AFP melaporkan aksi penyerangan tersebut dilakukan ketika iringan sekutu berada di pos pemeriksaan polisi di jalan dari bandar udara ke pusat ibukota Afghanistan tersebut.

"Seorang pemuda menikam leher orang asing itu," kata Nisar Ahmad, polisi setempat. "Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan penyerangnya langsung lari."

Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO mengeluarkan pernyataan mengatakan anggotanya tewas akibat luka dari serangan di Afghanistan timur pada hari ini.

Kabul berada di Afghanistan timur dan ISAF tidak memberikan tempat pasti serangan itu. Pejabat dinas penyelidikan polisi Kabul menyatakan iringan tangki bahan bakar NATO itu ditahan di pos pemeriksaan tersebut.

"Sementara polisi memeriksa surat-surat mereka, seorang pria muda menyerang salah satu orang asing itu dan menikamnya," katanya.

Tentara NATO jarang terlihat berjalan kaki di Kabul, tapi iringan kendaraan mereka, yang sangat terlindung, sering menjadi sasaran bom jibaku. Sekitar 44.000 tentara NATO pimpinan Amerika Serikat tetap di Afghanistan, turun dari puncak 150.000 pada 2012.

Seluruh pasukan tempur akan ditarik sebelum tugas NATO berakhir pada akhir tahun ini. Sekitar 10.000 tentara Amerika Serikat diduga tinggal pada 2015 untuk pelatihan dan tugas anti-teror.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement