REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas pada Rabu (20/8) meminta seluruh delegasi Palestina yang berada di Kairo untuk melakukan perundingan dengan Israel agar pulang. Permintaan ini dilakukan menyusul kesepakatan gencatan sementara yang gagal dan serangan yang Israel kembali lakukan di Jalur Gaza.
Serangan udara yang diluncurkan Israel sejak perundingan di Kairo gagal, telah membunuh 22 warga Palestina. Warga meninggal di antaranya istri, serta bayi dari Kepala Militer Hamas Muhammad Deif. Israel telah menargetkan rumah Deif, dalam serangan udara yang diluncurkan sejak Selasa (19/8) lalu.
"Kami memberitahu Israel bahwa apa yang dapat mereka lakukan hingga saat ini adalah membunuh anak-anak dan wanita. Israel gagal melakukan misi utama mereka," ujar juru bicara Hamas, Abu Ubaida, dalam sebuah pidato, dilansir Maan News, Rabu (20/8).
Dalam pidato tersebut, Ubaida menekankan, delegasi Palestina tidak dapat terus melanjutkan perundingan di Kairo, dengan sikap yang Israel tunjukan saat ini. Israel sebelumnya dikatakan telah mengulur-ulur waktu perundingan dan menolak untuk menawarkan konsesi apapun untuk mengabulkan tuntutan utama Palestina.
Delegasi Palestina terus menuntut agar Israel mengakhiri blokade yang selama delapan tahun mereka lakukan, sebagai syarat utama gencatan senjata permanen tercapai. Namun, Israel tampaknya tidak akan mengabulkan hal tersebut, hingga permintaan mereka agar Hamas melakukan pelucutan senjata terpenuhi.