REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kreatif memilki keterikatan yang kuat dengan pariwisata, sehingga produk dan jasa ekonomi kreatif dapat menjadi daya tarik utama di suatu daerah destinasi wisata.
Hal inilah yang menjadi salah satu pola yang digunakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.
"Misalnya event Asean Jazz atau Ambon Jazz, kita gunakan musik sebagai tools dalam mempromosikan destinasi. Jadi kita manfaatkan industri kreatif untuk mempromosikan destinasi wisata," ujar Esthy Reko Astuti, Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf saat memberikan paparan dalam orientasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bagi jurnalis dan pers, Rabu (20/8), di Jakarta.
Cara seperti itu, lanjut Esthy, dilakukan baik untuk promosi dalam negeri maupun luar negeri. Selain tentunya dengan melakukan kegiatan promosi lainnya yang lebih inovatif. Yakni dengan memanfaatkan media sosial.
"Memanfaatkan kemajuan teknologi tentu jadi kewajiban kita, mulai dari portal (berita), facebook dengan tampilan yang tentunya menarik," kata dia.
Kendati demikian, lanjut Esthy, tidak semua segmen dapat dituju dengan format promo digital.
"Wisatawan Jepang yang grey area (orang tua) misalnya, lebih senang dengan format cetak dan minimalis," kata Esthy.
Terakhir yang tak kalah penting adalah bagaimana caranya wisatawan tidak hanya menikmati perjalanan wisata, namun sekaligus mendapat pengalaman (experience),
"Inovasi itu yang kita sampaikan pada industri untuk tampilkan produk-produknya," demikian Esthy.