Kamis 21 Aug 2014 15:31 WIB

Politisi ini Kaget Harga Susu Australia di Indonesia Sangat Mahal

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERR -- Andrew Broad, anggota parlemen Australia dari Partai Nasional, mengaku kaget dan terkesan betapa dihargainya susu produksi Australia di Indonesia. Saat berkunjung ke Indonesia, ia mendapat harga susu segar sekitar dua kali lipat dibanding harga di Australia sendiri.

Andrew Broad melihat sendiri bahwa susu segar Australia dihargai 7 dollar (Rp 76 ribu) per liternya di supermarket kelas atas di Indonesia.

Ia baru kembali dari tur dagang ke Indonesia, yang merupakan pasar produk pertanian ketiga terbesar untuk Australia. Tur tersebut dilakukan dengan biayanya sendiri. "Tahu tidak, gantungan-gantungan kecil yang mencegah anda mencuri baju dari toko Rip Curl, atau sejenisnya?" cerita Broad, "Nah, gantungan-gantungan kecil macam itu dipasang di susu formula anak kita, agar tak ada yang mengambil tanpa bayar," ujarnya baru-baru ini.

Broad bercerita bahwa ia melakukan perjalanan itu karena menurutnya Australia belum paham benar potensi Indonesia sebagai pasar ekspor. "Biasanya, Indonesia melihat ke utara, sedangkan kita cenderung melewatkan Indonesia dan melihat ke China dan Jepang," ucapnya.

Selama di Indonesia, Broad mengunjungi tiga tempat penggemukan sapi. Ia mengaku terkesan dengan penghargaan yang diberikan pada sistem Exporter Supply Chain Insurance System (ESCAS), yang mengatur pengeksporan ternak dari Australia.

Selain itu, ia bertemu sejumlah politisi dari partai Presiden Terpilih Indonesia, Joko Widodo. "Saya dengar bahwa saat [Joko Widodo] mengunjungi salah satu tempat penggemukan sapi, ia diberitahu bahwa kawasan pedesaan Indonesia terlalu mahal untuk mengembangbiakkan sapi. Mereka bisa menggunakan [kawasan itu] untuk hortikultura bernilai tinggi, dan sejenisnya," cerita Broad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement