REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- – Penjualan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk hingga Juli 2014 relatif stagnan. Perusahaan semen terbesar di Asia tenggara dengan kode SMGR tersebut mencatatkan kenaikan penjualan domestik sebesar 0,3 persen menjadi 14,42 juta ton.
Dalam periode yang sama di tahun sebelumya penjualan semen tercatat sebanyak 14,37 juta ton dengan penguasaan pasar sebesar 44 persen. Penjualan terbesar ditopang Semen Gresik sebesar 7,80 juta ton, naik 4,2 persen dibanding tahun lalu sebesar 7,49 juta ton. Sedangkan penjualan tertinggi kedua ditopang Semen Tonasa sebesar 2,92 juta ton atau naik 0,6 persen dibanding tahun lalu sebesar 2,90 juta ton. Adapun penjualan Semen Padang mengalami penurunan sebesar 7,1 persen menjadi 3,69 juta ton dibanding tahun lalu sebesar 3,99 juta ton.
Direktur Keuangan Semen Indonesia, Ahyanizzaman mengatakan, penjualan semen terpengaruh oleh kegiatan Pemilu legislatif serta Pilpres sehingga kegiatan itu menghentikan aktivitas konstruksi. Selain itu ada waktu dua minggu pada libur Lebaran terkait arus mudik dan balik yang terhenti. "Itu adalah akibat larangan kendaraan besar pengangkut non-logistik beroperas di jalan raya,” ujarnya dalam siaran persnya kepada ROL, Kamis (20/8).
Meskipun penjualan relatif stagnan namun Semen Indonesia sampai semester I/2014 mencetak laba bersih sebesar Rp 2,78 triliun. Jumlah tersebut meningkat 8,61 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,56 trilliun. Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 12,88 triliun atau meningkat 12,8 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 11,42 trilliun.
“Walaupun penjualan mengalami perlambatan kami tetap berhasil memberikan profit yang terus meningkat. Efisiensi yang telah dilakukan mampu meningkatkan profit perusahaan,” tambahnya.
Ahyanizzaman yang didampingi Sekretaris Perusahaan Semen Indonsia, Agung Wiharto menyebut, hingga Juli 2014 penjualan Semen Indonesia dalam bentuk kemasan mencapai 76%, sedangkan 23,9% dalam bentuk curah. Penjualan dalam bentuk curah terus mengalami kenaikan hal ini dikarenakan banyaknya proyek pemerintah dan properti di Indonesia yang terus meningkat.
Di tengah gencarnya Issu Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) Semen Indonesia terus meningkatkan kapasitas produksinya, saat ini Semen Indonesia fokus dalam pembangunan 2 pabrik Semen di Padang dan Rembang yang masing-masing berkapasirtas 3 Juta ton per tahun dengan konsep ramah lingkungan.
Invetasi Perseroan dalam pembangunan Pabrik Rembang mencapai Rp 3,717 trilliun. Sedangkan untuk pabrik Indarung VI Padang mencapai Rp 3,25 Trilliun, Hal ini menunjukan bahwa pembangunan pabrik cukup efisien dan memiliki prospek yang sangat baik.
Saat ini desain kapasitas produksi Semen Indonesia Group mencapai 31,8 juta ton. Dengan ekspansi pabrik di sejumlah wilayah, termasuk Rembang dan Padang, desain kapasitas produksi Perseroan diharapkan mencapai level 39,3 juta ton pada 2016 dan mejadi 40,8 juta ton pada 2017. Untuk pasar dalam negeri, kelompok perusahaan semen terbesar di Indonesia ini memimpin penguasaan pasar (market share) sebesar 44% market.