Jumat 22 Aug 2014 07:00 WIB

'Wajar Kalau Dinas Pendidikan atau Sekolah Beli Buku dari Percetakan Lain'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Julkifli Marbun
 Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sekolah SMAN 76 Retno Listyarti mengatakan, saat ini buku Kurikulum 2013 yang belum sampai ke sekolahnya adalah buku sejarah. Sedangkan buku untuk mata pelajaran lainnya sudah dikirimkan ke sekolahnya 18 Juli lalu.

"Saya sendiri juga tidak tahu mengapa buku sejarah belum sampai di sekolah kami. Padahal siswa sudah mulai belajar lima minggu yang lalu," kata Retno di Jakarta, Kamis, (21/8).

Berhubung buku sejarah belum sampai dan tidak tahu kapan akan sampai, Retno berinisiatif mendownload buku sejarah Kurikulum 2013 dari website Kemendikbud. Lalu memfotokopinya dan membagikannya kepada para muridnya.

"Kami baru memfotokopi bab satu dan bab dua. Sebab khawatir kalau difotokopi semua, lalu tiba-tiba buku sejarah datang, malah biaya makin bertambah,"kata Retno.

Retno yang juga Sekjen Forum Serikat Guru Indonesia ini mengatakan, keterlambatan buku Kurikulum 2013 ini membuat penambahan biaya. "Kalau kami mengeluarkan ratusan ribu untuk memfotokopi buku karena hanya bab satu dan dua,  kalau yang belum datang semua buku pasti habisnya sampai jutaan,"katanya.

Terkait adanya dinas pendidikan dan sekolah yang diduga membeli buku dari percetakan selain pemenang tender, Retno mengatakan, wajar saja kalau ada dinas pendidikan atau sekolah yang membeli buku dari percetakan lain. Sebab mereka tidak bisa menunggu terlalu lama, apalagi sekolah sudah berjalan selama lima minggu.

"Bayangkan saja kalau lima minggu tidak ada bukunya pasti susah. Saya kira mereka yang beli buku di luar pemenang tender tidak bisa disalahkan,"kata Retno.

Sebenarnya, ujar Retno, ini tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan buku tepat waktu. "Kalau bukunya tidak ada, mereka pasti berusaha mencari cara agar siswanya tetap belajar dengan baik,"ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement