Jumat 22 Aug 2014 14:52 WIB

Mumtaz Mahal, Inspirasi Indah Taj Mahal (1)

Potret Mumtaz Mahal.
Foto: Wikipedia.org/ca
Potret Mumtaz Mahal.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Kaisar bukan hanya mengagumi kecantikan lahir, namun juga jiwa Mumtaz.

Siapa kini yang tak kenal Taj Mahal? Sebuah perwujudan kecintaan sang suami kepada istri yang dikasihinya. Sebuah kecintaan yang menjelma menjadi satu dari sekian monumen keajaiban dunia.

Sebuah tanda cinta dan kehilangan yang dalam dari Kaisar Mughal, Shah Jahan, kepada istri ketiganya, Mumtaz Mahal. Mumtaz Mahal bernama asli Arjumand Banu Begum. Ia lahir di Agra pada April 1593 Masehi atau 1001 Hijriah.

Mumtaz merupakan anak dari Abdul Hasan Asaf Khan. Ia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan suaminya. Mumtaz adalah keponakan dari Ratu Nur Jahan, ibu sang kaisar.

Mumtaz dinikahi oleh Kaisar Shah Jahan yang bernama asli Pangeran Khuram  pada usia 14 tahun. Namanya berganti menjadi Mumtaz Mahal ketika suaminya diangkat menjadi raja dan bergelar Shah Jahan pada 1612. Pernikahan keduanya diharapkan dapat memperkuat kedudukan Ratu Nur Jahan sebagai ibu suri.

Mumtaz sangat dikenal dengan kecantikaan dan kebaikan hatinya. Bahkan sepanjang hidupnya, kecantikan wanita ini selalu dipuji oleh para penyair.

Mumtaz pun diberikan tanggung jawab untuk memegang segel kekaisaran. Meskipun pengaruh politik yang dimilikinya sangat minim tetapi ia mampu memengaruhi suaminya dalam beberapa kebijakan yang menyangkut kerabat mereka.

Misalnya, saat Mumtaz menyelamatkan Saif Khan, kerabatnya yang melakukan kesalahan. Hukuman penyiksaan terhadap Saif dibatalkan berkat masukan Mumtaz.

Kebaikan hatinya pun sangat dikenal tak hanya untuk melindungi kerabatnya. Jiwa kemanusiaannya muncul ketika tunjangan besar yang didapatkannya dari sang suami digunakan untuk membantu fakir miskin.

Ia tidak pernah merasa bosan untuk mendengarkan keluhan rakyatnya dan menyampaikan masalah tersebut kepada kaisar. Dengan bantuan kerabatnya, Saif Khan, dan gurunya, Sati un Nisa, Mumtaz mampu menyediakan tanah, perhiasan, uang, dan dana pensiun bagi warga yang miskin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement