REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni
YOGYAKARTA — Meski tidak perlu panik menghadapi penyebaran virus ebola dan MERS, para calon jamaah haji (calhaj) dan petugas haji tetap harus waspada.
Saat ini, petugas kesehatan haji Indonesia sudah mendapat pembekalan khusus untuk mengantisipasi dan mencegah penularan dua jenis virus yang sedang menjadi perhatian dunia tersebut.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Fidiansyah mengungkapkan hal itu kepada Republika, Kamis (21/8).
“Kalau pembekalan tentang MERS sudah dilakukan sejak Maret karena sudah agak lama muncul. Namun, kalau ebola baru mulai berkembang Juli,” katanya.
Pusat Kesehatan Haji, menurut Fidiansyah, sudah mengirimkan petunjuk dan pedoman tentang aspek teknis mengenai antisipasi dan pencegahan virus ebola melalui e-mail dan website ke petugas kesehatan haji masing-masing. “Dengan cara seperti itu diharapkan terjadi efisiensi,” ujarnya.
Selanjutnya, para petugas kesehatan diharapkan menyosialisasikan mengenai ebola dan MERS kepada para calhaj yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini.
Sosialisasi mengenai pencegahan ebola dan MERS juga akan dilakukan lagi ketika para calhaj masuk embarkasi sebelum keberangkatan. Sosialisasi tersebut tak hanya diberikan kepada para calhaj, tapi juga kepada para petugas kesehatan haji.
Fidiansyah juga mengatakan, Pusat Kesehatan Haji Bidang Promosi Kesehatan serta Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan juga telah mempersiapkan poster dan leaflet tentang pencegahan virus ebola serta MERS.
Poster dan leaflet tersebut akan dipasang di tempat-tempat yang strategis, baik di asrama haji dan embarkasi di Indonesia maupun di Arab Saudi. “Para calon jamaah haji dan petugas juga akan mendapatkan leaflet tersebut,” kata Fidiansyah.
Kementerian Kesehatan juga sudah memberikan informasi ke daerah-daerah, khususnya Dinas Kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota untuk melakukan antisipasi terhadap dua virus tersebut. “Diharapkan hal ini juga disampaikan kepada para calon jamaah haji dan umrah.”