REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim berpendapat boikot produk Isreal sebagai bentuk protes terhadap tindakan negara Zionis kepada rakyat Palestina tidak akan berdampak bagi negara Yahudi tersebut.
"Kita mengacu pada kebijaksanaannya, terlalu jauh untuk melakukan boikot karena banyak saudara-saudara kita yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk ziones jadi dampaknya tidak sepadan," kata Lukmanul, Kamis kemarin.
Menurut Lukmanul, aksi boikot justru akan berdampak bagi Indonesia sendiri, karena banyaknya masyarakat yang bekerja di pabrik penghasil produk milik negara zionis tersebut. Ia menilai jika aksi boikot berlangsung luas, maka pabrik-pabrik tidak mampu berpoduksi dan yang akan merasakan dampaknya para pekerja yang akan kehilangan mata pencahariannya sehingga keluarganya dirugikan.
"Jadi kita harus hati-hati mengambil langkah, karena memboikot produk Israel tidak ada dampak apa-apa bagi negara sebesar Zionis, justru Indonesia sendiri yang akan berdampak," katanya.
Aksi boikot produk Israel kembali mencuat setelah pecah perang antara tentara Zionis dan Pejuang Hamas sejak Juni lalu.
Hingga kini perang antara dua negara terus berlanjut, ratusan warga Palestina gugur menjadi korban kebiadaban Israel. Sejumlah negara Muslim mengutuk serangan Israel kepada warga Palestina.
Berbagai aksi protes dilakukan dengan cara membakar, menginjak-injak bendera negara Zionis tersebut sampai menggaungkan boikot produk Israel. Menurut sebagian pihak, dengan memboikot produk Israel, akan menghentikan sumbangan dana kepada negara Zionis tersebut yang berasal dari produk-produk yang dibeli oleh masyarakat muslim.