REPUBLIKA.CO.ID, KERALA -- Pihak berwenang di negara bagian India selatan, Kerala, telah menguraikan rencana untuk melarang penjualan dan konsumsi alkohol. Hal itu bertujuan untuk menanggulangi masalah minuman di negara tersebut.
Kepala Menteri Oommen Chandy mengatakan awalnya, lebih dari 730 bar dan bebarapa toko yang menjual alkohol akan ditutup. Selain itu, hari bebas alkohol yang semula hanya hari pertama setiap bulan akan ditambah menjadi setiap Ahad.
Tetapi, target pun diubah. Pemerintah memiliki visi agar dalam 10 tahun ke depan penjualan dan konsumsi alkohol bisa dilarang total.
"Negara harus siap untuk menerima pelarangan total dalam periode ini," katanya seperti dilansir dari BBC pada Jumat (22/8).
Chandy mengatakan, pemerintah ingin melarang alkohol secara bertahap selama dekade berikutnya. Mulai tahun depan, hanya hotel mewah yang diizinkan untuk menyediakan minuman keras. 10 persen dari 338 toko minuman keras yang dimiliki oleh monopoli yang dikelola negara, akan ditutup tiap tahunnya.
Kerala memiliki tingkat konsumsi alkohol per kapita tertinggi di India, yang mencapai lebih dari delapan liter (1,76 galon) per orang setahun. Dokter dan aktivis menilai meningkatnya penyalahgunaan alkohol berpengaruh pada kasus perceraian dan kematian di jalan yang juga semakin meningkat.
Mereka mengatakan, rumah sakit dan pusat rehabilitasi dipenuhi dengan pasien yang menderita penyakit yang berhubungan dengan alkohol.