Sabtu 23 Aug 2014 09:34 WIB

Yellen: Pasar Pekerjaan AS Belum Sepenuhnya Pulih

Janet Yellen
Foto: AP/Jacquelyn Martin
Janet Yellen

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen pada Jumat menampik bahwa tekanan inflasi akan mendorong langkah lebih cepat menuju kenaikan suku bunga, mengatakan pasar pekerjaan AS masih menunjukkan pelemahan meski terjadi kenaikan baru-baru ini.

Namun Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi, yang juga memberikan sambutan pada simposium gubernur bank sentral The Fed di Jackson Hole, Wyoming, mengatakan ECB siap untuk menanggapi tuntutan stimulus lebih besar karena ekonomi zona euro tertatih-tatih.

Dalam pidatonya tentang pasar tenaga kerja yang banyak ditunggu-tunggu, Yellen mengatakan kebijakan moneter AS yang diperlukan menjadi pragmatis, tidak didefinisikan oleh model tetapi terfokus pada apa yang berbagai data katakan.

Dia mengakui meningkatnya desakan untuk tindakan antisipasi guna mencegah inflasi, termasuk dari minoritas yang berkembang dalam Fed.

Dan dia mengakui bahwa menafsirkan data pasar tenaga kerja AS sejak Resesi Besar 2008-2009 telah menjadi lebih kompleks, sulit untuk menentukan pola yang siklikal dan yang merepresentasikan struktural mendalam serta perubahan masyarakat.

"Penilaian pasar tenaga kerja kendur tidak sederhana dan telah sangat menantang baru-baru ini," ia mengatakan kepada simposium.

Namun, ia menekankan bahwa sekalipun jika tingkat pengangguran telah jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan menjadi 6,2 persen, masih ada "ketidakpastian tentang tingkat pekerjaan."

Secara keseluruhan, katanya, data menunjukkan bahwa penurunan tingkat pengangguran "agak melebih-lebihkan" perbaikan pasar tenaga kerja.

"Lima tahun setelah berakhirnya resesi, pasar tenaga kerja belum sepenuhnya pulih," kata dia.

Konvensi tahunan gubernur bank sentral The Fed di Wyoming Rockies dibuka di tengah harapan bahwa Yellen mungkin memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter mendatang.

Mereka ingin mengetahui jadwal waktu untuk menaikkan suku bunga acuan "fed funds" dari nol persen, yang telah bertahan selama hampir enam tahun, dipercepat dari semeter kedua 2015 untuk lebih dekat dengan awal tahun.

Kepala Fed Philadelphia Charles Plosser, mendorong "hawks" pada penentu kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), mengatakan kepada Radio Bloomberg di Jackson Hole, bahwa Fed perlu untuk mengangkat tekanan inflasi.

"Saya sangat tidak nyaman dengan gagasan bahwa kita harus mempertahankan kebijakan moneter suku bunga nol sampai pasar tenaga kerja telah pulih sepenuhnya," kata dia.

"Semakin lama kita menunggu, semakin besar kita berisiko, kita harus menaikkan suku bunga lebih cepat ketika saatnya tiba."

Tetapi Yellen, masih dalam tahun pertamanya sebagai ketua Fed, bertahan pada senjatanya, sementara memungkinkan bahwa jika perekonomian mulai bergerak lebih cepat dari yang diharapkan, "kemudian peningkatan dalam target suku bunga federal fund bisa datang lebih cepat daripada yang komite perkirakan saat ini."

Itu berarti, para analis mengatakan, bahwa Fed belum siap untuk pindah gigi.

"Yellen menegaskan pandangan mayoritas FOMC: pemulihan pasar tenaga kerja jauh lebih diperlukan sebelum Fed menaikkan kebijakan suku bunga," kata David Kotok dari Cumberland Advisors.

Sementara Draghi menanggapi meningkatnya tekanan pada ECB untuk mengambil tindakan lebih karena ekonomi zona euro tertatih-tatih.

Dia mengatakan penurunan suku bunga ECB pada Juni akan membantu pertumbuhan, tetapi bank siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

"Saya yakin bahwa paket kebijakan kami yang diumumkan pada Juni akan memberikan dorongan untuk permintaan, dan kami siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan lebih lanjut kami," katanya.

Dia mengatakan ECB sedang mempersiapkan program pembelian obligasi, seperti program pelonggaran kuantitatif Fed yang sekarang berakhir, mengatakan "itu akan memberikan kontribusi untuk pelonggaran kredit lebih lanjut."

Tetapi dia juga mendesak para pemimpin zona euro untuk melakukan langkah-langkah penghematan moderat, dalam aturan zona euro, untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

"Ini akan sangat membantu untuk sikap kebijakan secara keseluruhan jika kebijakan fiskal bisa memainkan peran yang lebih besar di samping kebijakan moneter," katanya.

"Ada peluang untuk mencapai komposisi kebijakan fiskal tumbuh lebih ramah, sementara pelaksanaan reformasi struktural diperlukan dalam jangka menengah."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement