Sabtu 23 Aug 2014 14:58 WIB

Tanaman Langka di Hawaii Terancam Punah akibat Badai

Salah satu tanaman bunga langka yang ada di Hawaii yang dimanfaatkan penduduk lokal untuk mewarnai jala ikan (foto: dok).
Foto: Courtesy image/VOA Indonesia
Salah satu tanaman bunga langka yang ada di Hawaii yang dimanfaatkan penduduk lokal untuk mewarnai jala ikan (foto: dok).

REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII — Setelah hujan lebat dan angin kencang akibat dua badai besar, pakar botani Hawaii berharap tanaman langka di pulau-pulau itu tidak rusak. Negara bagian yang juga dijuluki sebagai 'Aloha State' itu merupakan hunian tanaman asli yang unik dan melimpah.

Di Hawaii juga terdapat hampir 40 persen spesies yang terancam punah di Amerika. Pakar botani Steve Perlman sudah lebih 40 tahun berada di garis depan untuk melindungi spesies yang terancam punah.

Menelusuri pulau Kauai bersama pakar botani Steve Perlman, kita segera sadar bahwa dia begitu bersemangat melestarikan warisan alam Hawaii yang kaya. Negara bagian itu memiliki 1.200 spesies tanaman asli dengan 90 persen di antaranya tidak ada di tempat lain di dunia.

Tetapi warisan alam itu punah akibat tanaman invasif dan hewan, akibat habitat pertanian dan pembangunan, dan bencana alam yang tidak bisa diprediksi seperti badai dan kekeringan.

Selama lebih 40 tahun, Perlman berusaha mengubah situasi itu. Ia salah seorang pakar botani Hawaii. Tahun 1970-an, ia merintis turun tebing tinggi guna menyelamatkan Brighamia insignis - tanaman langka Hawaii yang dikenal sebagai Alula.

Dalam usia 60-an tahun sekarang ini, Perlman masih menuruni tebing, berusaha menyelamatkan tanaman langka yang mampu bertahan di tempat-tempat dimana kambing dan babi yang lapar tidak bisa menjangkau mereka.

Meski medan kerjanya sulit dan berbahaya, Perlman mengatakan apa yang dilakukannya membuahkan hasil ketika satu spesies bertahan hidup.

"Kami tahu Amazon kehilangan semua spesies ini. Tetapi spesies-spesies juga punah di Hawaii. Terjadi krisis kepunahan di sini, dan sudah lebih 100 spesies punah," paparnya.

Setelah lama berkarir sebagai pakar botani lapangan di National Tropical Botanical Garden, Perlman kini spesialis untuk program pencegahan kepunahan tanaman Hawaii yang berfokus pada perlindungan spesies tanaman yang tersisa dan berjumlah kurang dari 50 di alam liar.

Lewat pekerjaannya, Perlman juga menemukan spesies baru, seperti pohon Hibiscadelphus yang ditemukannya tumbuh di lembah curam terpencil di pulau Maui. Eksplorasinya kerap membawanya ke tempat-tempat yang belum terjamah. Ia ingat ekspedisi yang mengesankan ke puncak tertinggi di pulau Moloka`i.

"Pekerjaan ini membuat kita seperti Charles Darwin yang baru saja tiba di sebuah pulau yang belum pernah didatangi. Dan semuanya menarik: burung, serangga, tanaman, dan kita jadi orang pertama di pulau itu, kita mungkin menemukan kembali sesuatu yang hilang, atau mungkin sesuatu yang baru. Jadi, sepertinya era penemuan spesies baru belum berakhir," kata Perlman.

Kini, dengan lebih dari setengah tanaman asli Hawaii terancam punah, pekerjaan konservasi Steve Perlman tetap menjadi ilham bagi para pencinta alam lainnya, yakni berbuat sesuatu guna mencegah kepunahan itu.

sumber : VOA Indonesia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement