REPUBLIKA.CO.ID, RAJA AMPAT -- Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi mengatakan kearifan adat istiadat yang terdapat di Papua juga diwarisi di Raja Ampat sehingga terjadi sinergi pengelolaan keanekaragaman hayati yang baik.
"Kearifan masyarakat adat masih diwarisi di 'surga yang tersembunyi di muka bumi' (Raja Ampat)," kata Gubernur Abraham dalam acara puncak Sail Raja Ampat 2014 di Papua Barat, Sabtu.
Abraham mengingatkan bahwa Raja Ampat juga memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa kaya, antara lain karena sebanyak 75 persen jenis terumbu karang di seluruh dunia terdapat di kawasan tersebut.
"Adanya budaya luhur masyarakat adat memberikan laut laksana ibu yang senantiasa memberikan kehidupan dari hulu hingga hilir --yang harus kita jaga bersama," katanya.
Selain itu, ujar dia, banyak lokasi di Raja Ampat yang diminati wisatawan sebagai titik menyelam yang sanggup menyedot wisatawan internasional.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat dikatakan sebagai sebuah pencapaian karena meski infrastruktur yang tersedia belum memadai, namun terjadi peningkatan jumlah wisatawan ke Raja Ampat.
Untuk itu, Abraham mengutarakan harapannya agar diperhatikan pembinaan lintas sektoral kepada masyarakat lokal misalnya untuk menumbuhkan kewirausahaan serta meningkatkan kesejahteraan.
Sedangkan untuk menjamin pariwisata berkelanjutan, ujar dia, hal tersebut perlu dilakukan dengan memperhatikan daya tampung baik ekologis maupun sosial.
"Sehingga Raja Ampat dapat berubah dari daerah bahari tertinggal ke pentas wisata dunia yang sesungguhnya," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengingatkan bahwa jumlah wisatawan ke Raja Ampat telah meningkat hingga 100 persen sejak tahun 2013.