REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB, Jumat (22/8) waktu setempat, mengadakan konsultasi darurat mengenai perkembangan paling akhir di Ukraina Timur --pintu masuk rombongan bantuan kemanusiaan Rusia. Tapi, pembicaraan gagal mencapai kesepakatan.
Lithuania secara resmi meminta diadakannya sidang tersebut, setelah rombongan Rusia yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Ukraina tanpa izin lebih dulu dari Kiev pada hari yang sama.
Konvoi Rusia bergerak berbarengan dengan laporan yang disiarkan dan mengatakan NATO menuduh Rusia menjaga posisi artileri di Ukraina untuk membantu kaum separatis di Ukraina.
"Dewan Keamanan cuma mengadakan konsultasi mengenai situasi di Ukraina Timur dan kami menerima penjelasan dari Oscar Fernandez-Taranco, Asisten Sekretaris Jenderal di DPA (Departemen Urusan Politik)," kata Duta Besar Mark Lyall Grant dari Inggirs, Presiden DK untuk Agustus.
"Keprihatinan luas disampaikan mengenai apa yang disebut banyak orang tindakan sepihak dan tidak sah oleh Federasi Rusia," kata Presiden DK itu sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Sabtu pagi.
Rusia membela tindakannya dengan dasar kebutuhan kemanusiaan dan tindakan tak beralasan Ukraina dengan menahan rombongan bantuan.