Sabtu 23 Aug 2014 23:01 WIB

Militer Kolombia dan Gerilyawan FARC Bertemu di Meja Perundingan

Gerilyawan FARC berjaga-jaga di sebuah jalanan di Desa Toribio, Provinsi Cauca, Kolombia.
Foto: EPA/Christian Escobar Mora
Gerilyawan FARC berjaga-jaga di sebuah jalanan di Desa Toribio, Provinsi Cauca, Kolombia.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Perwira militer Kolombia dan gerilyawan sayap kiri, Jumat, bertemu untuk pertama kali sejak peperangan dimulai 50 tahun lalu untuk mengawali pembicaraan gencatan senjata, yang berlangsung jika pemerintah dan kelompok pemberontak mencapai kesepakatan terpadu.

Pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos dan Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia, yang terilhami Marxisme (FARC) terlibat dalam pembicaraan perdamaian di Kuba selama hampir dua tahun. Pembicaraan mencapai tiga kesepakatan parsial pada agenda lima poin mereka.

Kedua belah pihak baru-baru ini melakukan pembicaraan tentang hal kunci lain, yaitu reparasi bagi korban perang, dan mulai mendengar kesaksian dari mereka yang telah kehilangan orang yang dicintai atau mengungsi akibat konflik terlama di Amerika Latin itu, yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang sejak tahun 1964.

Tapi negosiator perdamaian memutuskan untuk mulai melakukan pembahasan pada topik yang diperkirakan akan menjadi hal paling sulit dalam kesepakatan itu yaitu bagaimana mengakhiri konflik dan memberlakukan gencatan senjata bilateral definitif.

Perwira aktif belum pernah duduk bersama dengan anggota FARC untuk membahas perdamaian. "Tidak diragukan lagi penting untuk pertama kalinya perwakilan dari angkatan bersenjata yang aktif dan FARC telah duduk bersama dalam kondisi yang sama," kata Ivan Marquez, negosiator utama pemberontak, kepada wartawan setelah pertemuan.

"Sekarang adalah waktu bagi kami untuk menyingkirkan seragam (militer) kami," katanya.

Jenderal Javier Florez, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kolombia, memimpin subkomite khusus yang juga termasuk para pejabat angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut dan polisi.

Florez, 57, berpartisipasi dalam salah satu operasi militer Kolombia paling sukses terhadap FARC, pada bulan September 2010, ketika pimpinan militer FARC Jorge Brice tewas.

Dia juga terlibat dalam operasi yang menewaskan pemimpin tinggi FARC Alfonso Cano pada tahun 2011 dan pemimpin militer nomor dua Raul Reyes pada tahun 2008.

Pada Jumat, ia duduk di meja yang sama dengan komandan pemberontak yang dipimpin oleh Marquez.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement