REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perilaku menyimpang seksual menjadi fenomena yang berkembang dalam masyarakat. Kendati demikian, Ketua Pusat Konsultasi Psikologi dan Pendidikan Islam (PK2KNI) Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Hanifa mengatakan, fitrah manusia yang sesungguhnya ialah ketertarikan pada lawan jenisnya.
"Fitrah manusia adalah heteroseksual, jadi apabila terdapat masalah terkait hal tersebut, maka perlu ada pendampingan untuk membantu mereka kembali kepada fitrah," kata Hanifa, Selasa (12/4).
Adapun eksistensi mereka yang menyimpang, seolah-olah menginginkan untuk dianggap dan dihargai dalam masyarakat. Menurut dia, penanganan perilaku penyimpangan orientasi sosial ini merupakan tanggung jawab bersama.
Dia mengatakan UAI hadir sebagai institusi yang berlandaskan pada akademik dengan berbagai keilmuan lahir dari masjid, akan bersikap sejalan dengan tuntunan Alquran dan Hadits. Untuk membantu mengembalikan fitrah manusia yang sesungguhnya, PKP21 pun turut berusaha membantu mereka yang bermasalah.
Ia mengungkapkan, PKP21 akan berusaha memberikan layanan psikologis berupa konseling dan terapi berlandaskan nilai-nilai Islam. "Hal ini dilakukan untuk membantu individu dengan masalah orientasi seksual, dan bias gender kembali kepada fitrahnya, sesuai ketentuan Allah SWT. PKP2I berupaya memberikan pendampingan dan bimbingan bagi individu dengan masalah tersebut," ujar Hanifah.
Hanifah melanjutkan, konseling dapat diikuti dengan melakukan janji terlebih dahulu. Tempat konselingnya berada di lantai enam, UAI. UAI memiliki lima orang psikolog dan lima tenaga konselor.
Sebelumnya dalam memperingati Milad Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (YPI Al Azhar), PK2PNI, Fakultas Psikologi dan Pendidikan mempersembahkan sebuah acara Seminar Interaktif bertajuk 'Back To Fitrah, Meluruskan Orientasi Seksual yang berlangsung pada Maret 2016 lalu.
Dalam seminar ini juga dibahas mengenai mewaspadai fenomena bias gender, orientasi seksual, dan basic qurani. Selain itu, dibahas pula tema mengenai permasalahan bias gender dan orientasi seksual.
Hanifa selaku Ketua Panitia, mengatakan, bahwa acara ini dibuat dalam rangka isu mengenai orientasi seksual makin marak dibicarakan, untuk itu dengan adanya lembaga PK2PNI. Tim mengaku siap untuk membantu dalam menangani permasalahan ini. “Kami memiliki keyakinan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang dapat ‘disembuhkan’ dan dapat diobati," ungkap Hanifah.