Kamis 08 Sep 2022 19:55 WIB

Fraksi PDIP Surabaya: Kenaikan BBM Demi Menyelamatkan APBN

Sikap Fraksi selaras dengan kebijakan pemerintahan pusat.

Red: Teguh Firmansyah
Massa aksi dari aliansi mahasiswa melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Dalam aksinya mereka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).  Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa aksi dari aliansi mahasiswa melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Dalam aksinya mereka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Fraksi PDIP DPRD Surabaya, Jawa Timur, menyikapi kebijakan menaikkan bahan bakar minyak (BBM) merupakan keputusan sulit. Tapi semua itu demi untuk menyelamatkan APBN.

"Ini memang sulit. Tapi ada yang lebih penting dari semua itu yakni menjaga keberlangsungan negara," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri di Surabaya, Kamis (8/11/2022).

Baca Juga

Menurut dia, sikap fraksi dalam hal kenaikan BBM ini selaras dengan kebijakan Pemerintah Pusat. Selain itu, lanjut dia, keputusan pemerintah tersebut juga menjadi momentum perbaikan pemberian subsidi BBM kepada masyarakat agar lebih maksimal.

Mengenai pro dan kontra di masyarakat terkait kenaikan BBM, Syaifudin berharap pemerintah lebih intensif dalam mensosialisasikan dengan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat. "Pro kontra bagian dari sistem demokrasi. Maka perlu disikapi dengan bijak," kata dia.

Pemerintah Kota Surabaya sendiri menargetkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai Rp300 ribu kepada 97.981 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bakal selesai 14 hari.

"Jadi Insya Allah dalam kurun waktu itu, kami optimistis bisa menyelesaikan penyaluran ke 97.981 KPM," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin.

Anna mengatakan, penyaluran BLT BBM dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI itu sebelumnya dilakukan secara door to door atau dari rumah ke rumah di wilayah utara Surabaya sejak Sabtu (3/9). Sedangkan saat ini, dia bersama jajarannya menyalurkan bantuan tersebut di wilayah selatan.

Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo mengatakan, saat ini memang ada penurunan harga BBM yaitu sekitar 85 dolar AS per barel di dunia, tapi asumsi APBN untuk BBM hanya 63 dolar AS per barel.

"Ini yang membuat sistem fiskal kita jebol. Jadi penyesuaian harga ini adalah alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan APBN," ujar Wisnu.

Menurut dia, keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM saat ini sudah sangat tepat. Seperti diketahui, sejak awal tahun harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Bahkan pada Maret sempat tembus lebih dari 100 dolar AS per barel.

Pemerintah telah mengumumkan kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite, solar dan BBM non-subsidi jenis Pertamax pada Sabtu (3/9/2022) tepatnya pada pukul 13.30 WIB.

Adapun perinciannya adalah harga Pertalite yang awalnya sebesar Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar dari harga Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan harga Pertamax meningkat dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement