Sabtu 12 Sep 2020 07:22 WIB

Kemendikbud Libatkan Siswa Jadi Agen Protokol Kesehatan

Perilaku taat protokol kesehatan diharapkan membantu penanganan Covid-19.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah siswa antre mencuci tangannya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (7/9). Pemerintah bersama Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 akan menjadikan peserta didik dan guru agen bahan perilaku pada kenormalan baru.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Sejumlah siswa antre mencuci tangannya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (7/9). Pemerintah bersama Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 akan menjadikan peserta didik dan guru agen bahan perilaku pada kenormalan baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Widyaprada Ahli Utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan pihaknya bersama Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 akan menjadikan peserta didik dan guru agen bahan perilaku pada kenormalan baru. Diharapkan, perilaku yang taat protokol kesehatan bisa diikuti juga oleh keluarga peserta didik.

"Target kita di peserta didik, yang mana jumlahnya cukup signifikan, 68 juta. Ditambah guru, ditambah lagi keluarganya. Kalau ditotal menjadi 115 juta," kata Harris, dalam telekonferensi, Jumat (11/9).

Baca Juga

Menurutnya, jika komunitas pendidikan ini bisa menyebarkan perilaku yang taat protokol kesehatan, maka penanganan masalah pencegahan Covid-19 di Indonesia akan sangat terbantu. "Insya Allah, kalau bisa mengubah peserta didik ini jadi agen perubahan protokol kesehatan maka kita optimis akan menang lawan virus ini," kata dia lagi.

Langkah pertama yang akan dilakukan adalah dengan memberi bimbingan teknis ke satuan pendidikan. Jika guru sudah memiliki kesadaran terhadap protokol kesehatan dan mengajarkannya terus menerus kepada peserta didik maka tujuan akhir program ini bisa tercapai.

Selain itu, Kemendikbud menilai perlu adanya peran pemerintah daerah dalam perubahan perilaku ini. "Kita juga menyusun bagaimana indeks kepatuhan di satuan pendidikan. Nanti kita punya petanya, kita lihat mana yang patuh dan mana yang tidak sehingga kita bisa lakukan strategi yang lebih tajam lagi," ujar Harris menegaskan.

Sementara itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi mengatakan perubahan perilaku ini perlu ditekankan terus menerus. Jika berhasil, maka protokol kesehatan akan menjadi kebiasaan masyarakat.

Ia menilai menanamkan protokol kesehatan kepada anak-anak akan sangat efektif. Ketika sudah tertanam, anak akan terus menyebarkan protokol kesehatan ke orang-orang di sekitarnya.

"Jadi kita butuh agen perubahan perilaku. Ini kita harapkan ada dari institusi pendidikan, dari guru, siswa, dan dari mahasiswa," kata Sonny. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement