Selasa 06 Apr 2021 10:36 WIB

Menkeu Minta Masyarakat tak Terlena Meski Sudah Divaksin

Covid-19 masih menjadi tantangan utama bagi kesehatan dan perekonomian nasional.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Tenaga kesehatan melakukan screening sebelum vaksinasi Covid-19 tanpa turun di Area Parkir Sendratari Ramayana, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Senin (5/4). Pemerintah mengingatkan masyarakat tidak terlena oleh penularan Covid-19 dan tetap melakukan disiplin protokol kesehatan, meskipun telah telah menjalankan vaksinasi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan melakukan screening sebelum vaksinasi Covid-19 tanpa turun di Area Parkir Sendratari Ramayana, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Senin (5/4). Pemerintah mengingatkan masyarakat tidak terlena oleh penularan Covid-19 dan tetap melakukan disiplin protokol kesehatan, meskipun telah telah menjalankan vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengingatkan masyarakat tidak terlena oleh penularan Covid-19 dan tetap melakukan disiplin protokol kesehatan, meskipun telah telah menjalankan vaksinasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini beberapa negara di belahan dunia mengalami lonjakan kasus termasuk Eropa dan India yang merupakan produsen vaksin Covid-19 terbesar.

"Kita tidak boleh terlena karena Covid-19 tidak mengikuti perencanaan kita. Dia (Covid-19) terus berkembang dan melakukan mutasi hingga muncul varian yang baru," ujarnya saat konferensi pers virtual secara virtual seperti dikutip Selasa (6/4).

Menurutnya Amerika Serikat yang telah melakukan program vaksinasi mencapai 2,5 juta per hari turut menghadapi situasi meningkatnya kasus Covid-19. Tak hanya itu, Eropa pun kembali menerapkan lockdown baik di Italia dan Jerman, kecuali Inggris yang telah melakukan vaksinasi terhadap lebih dari 47 persen masyarakatnya.

"Filipina juga menghadapi situasi meningkatnya kasus Covid-19 di rumah sakit. Saya menyampaikan ini untuk memberikan gambaran supaya kita tidak terlena," ucapnya.

Sri Mulyani menyebut Covid-19 masih menjadi tantangan utama bagi kesehatan dan perekonomian nasional. Apalagi Covid-19 masih terus berkembang dan bermutasi menghasilkan varian yang baru.

Pemerintah pun, imbuh Sri Mulyani, berupaya menyiapkan data dukung untuk jangka waktu yang relatif panjang, salah satunya yaitu penguatan sektor kesehatan. Menurutnya, penguatan sistem kesehatan nasional menjadi sangat penting saat ini dan ke depannya, sehingga penguatan reformasi di bidang ini merupakan kondisi yang diharuskan agar negara dapat kembali pulih.

Baca juga : Dalil Alquran dan Hadits yang Mengharamkan Praktik Riba

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ تَقُوْلُ لِلَّذِيْٓ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاَنْعَمْتَ عَلَيْهِ اَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللّٰهَ وَتُخْفِيْ فِيْ نَفْسِكَ مَا اللّٰهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَۚ وَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشٰىهُ ۗ فَلَمَّا قَضٰى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًاۗ زَوَّجْنٰكَهَا لِكَيْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ حَرَجٌ فِيْٓ اَزْوَاجِ اَدْعِيَاۤىِٕهِمْ اِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًاۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا
Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi.

(QS. Al-Ahzab ayat 37)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement