Ahad 15 Aug 2021 11:55 WIB

Kemenkes: Penanganan Pandemi Covid-19 Semakin Membaik

Pada Maret-Desember 2020, genom sequencing hanya 140, dan saat inini hampir 4.000.

Red: Erik Purnama Putra
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin membaik setiap harinya. Merujuk Survei Nasional Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik di Masa Pandemi yang dihelat Charta Politika selama periode 12-20 Juli 2021, sebanyak 51,4 persen responden menjawab penanganan pandemi saat ini sangat baik dan baik.

Angka itu berada di atas responden yang menyatakan buruk dan sangat buruk sebanyak 45,6 persen. Dari total responden 1.200 orang, sekitar 53,1 persen menyatakan, percaya dengan data yang dirilis oleh pemerintah terkait Covid-19. Sementara itu, sekitar 43,3 persen lainnya menyatakan tidak percaya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menuturkan, tingginya kepercayaan publik terhadap upaya pemerintah dalam menangani pandemi tidak terlepas dari komitmen besar pemerintah serta dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

"Salah satu contoh komitmen pemerintah adalah dalam meningkatkan upaya tes dan lacak. Selama sebulan terakhir, kita melihat adanya kenaikan tes dan lacak dari 50 ribu ke 200 ribu. Semua ini tercapai akibat dukungan semua pihak seperti laboratorium daerah yang sudah melakukan analisis PCR dan antigen," ucap Siti di Jakarta, Ahad (15/8).

Siti menjelaskan, pada Maret-Desember 2020, Indonesia melakukan genom sequencing hanya 140, dan saat ini melonjak hampir 4.000. "Ini adalah hasil kerja keras dari semua pihak yg terdiri dari berbagai laboratorium penelitian, universitas, dan swasta dalam jejaring genome sequencing dan Kemenkes sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan,” ujar Nadia.

Masih dari hasil riset Charta Politika, sekitar 72,4 persen responden menyatakan bersedia untuk menerima vaksin Covid-19. Sementara hanya 23,9 persen yang tidak bersedia, dan sisanya tidak tahu.

Nadia menyebut, informasi itu sangat melegakan. Dia melihat sendiri di beberapa daerah, antusiasme masyarakat untuk divaksinasi begitu tinggi. "Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi, salah satunya melalui program edukasi yang terus menerus dilakukan," katanya.

Sebuah studi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi Covid-19. Vaksinasi juga mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.

"Studi ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021," kata Nadia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement