Selasa 28 Dec 2021 05:14 WIB

Gotong Royong, Kunci Mengatasi Pandemi Covid-19

Kolaborasi multipihak menjadi kunci menghadapi berbagai bencana di Indonesia

Red: Gita Amanda
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan kolaborasi multipihak menjadi kunci menghadapi berbagai bencana di Indonesia, termasuk bencana non alam, Covid-19.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan kolaborasi multipihak menjadi kunci menghadapi berbagai bencana di Indonesia, termasuk bencana non alam, Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gotong-royong merupakan kunci sukses Indonesia dalam berjuang melawan pandemi Covid-19 yang sudah melanda negeri ini hampir dua tahun lamanya. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bahkan menegaskan kolaborasi multipihak menjadi kunci menghadapi berbagai bencana di Indonesia, termasuk bencana non alam, Covid-19.

Pemerintah tidak akan bisa menghadapi persoalan bencana sendirian. Sejak awal dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air, telah tumbuh konsep implementasi gotong-royong melalui pendekatan pentahelix. Tak heran bila kemudian keterlibatan pentahelix yang terdiri dari unsur pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, civil society, dan media massa, menjadi sangat penting dalam penanganan bencana dan pandemi Covid-19.

Baca Juga

Menurut Menko Muhadjir, pentahelix saat ini telah menunjukkan peran yang luar biasa. Indonesia memiliki prinsip semangat gotong royong yang merupakan keunggulan bangsa ini yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain di dunia. Gotong royong dari mereka yang berada di luar pemerintahan sangat berperan penting dalam penanganan pandemi Covid-19.

Menko mengatakan pemerintah memang sudah mengeluarkan bertriliun-triliun rupiah untuk mengatasi Covid-19 dan segala dampaknya. Tetapi, ia memuji yang dikeluarkan oleh kelompok-kelompok strategis itu yang jumlahnya jauh lebih dari itu dan tak ternilai dengan uang. "Jadi lima kekuatan (pentahelix) itulah yang selama ini terbukti bisa saling bahu-membahu, saling kait-mengait menyukseskan penanganan Covid-19," ujar Menko.

Karena itu, mantan Mendikbud ini menegaskan, pemerintah ingin mengembangkan semangat gotong royong menjadi tradisi dalam penanganan bencana dengan membentuk Klaster Penanganan Bencana. "Selama ini gotong royong hanya dianggap sebagai slogan dan jargon. Padahal, sekarang kita baru rasakan ini lho yang namanya gotong royong," kata dia.

Menurut Menko, keberadaan gotong-royong tidak lepas dari falsafah Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Gotong-royong meliputi makna dari lima sila yaitu spirit ketuhanan, keberpihakan pada sisi kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan demi mencapai keadilan sosial.

Di tengah masyarakat, gotong royong telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja, sambatan atau aktivitas gotong-royong yang sering dilakukan warga perdesaan yang ada di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta serta daerah lain di seluruh Indonesia, sangat tepat diaplikasikan dalam upaya menangani pandemi di Tanah Air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement