Sabtu 25 Jun 2022 05:10 WIB

Epidemiolog: Penggunaan Masker yang Konsisten Mampu Cegah Penularan BA.4 dan BA.5

BA.4 dan BA.5 diyakini sebagai penyebab kembali naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Red: Andri Saubani
Warga berkumpul di Taman Kota Tua di Jakarta, Indonesia, 01 Juni 2022. Kementerian Kesehatan Indonesia memantau perkembangan kasus baru COVID-19 menyusul pelonggaran mandat masker luar ruangan.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Warga berkumpul di Taman Kota Tua di Jakarta, Indonesia, 01 Juni 2022. Kementerian Kesehatan Indonesia memantau perkembangan kasus baru COVID-19 menyusul pelonggaran mandat masker luar ruangan.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Epidemiolog Lampung Ismen Mukhtar mengatakan bahwa penggunaan masker yang konsisten mampu mencegah makin meluasnya penularan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5. Subvarian Omicron ini diyakini menjadi penyebab kembali naiknya kasus baru Covid-19 di Indonesia.

"Penularan subvarian baru Omicron ini caranya masih sama melalui droplet ke saluran nafas," ujar Ismen Mukhtar, di Bandarlampung, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga

Ismen melanjutkan, dengan cara penularan yang sama maka langkah pencegahan pun masih serupa dengan varian sebelumnya. "Cara pencegahan harus di perhatikan yang lemah dimana, paling sederhana pencegahan dilakukan melalui masker karena penularan sama melalui saluran napas, ketika seseorang terinfeksi berarti ada pelonggaran di situ," katanya.

Dia mengatakan, penggunaan masker menjadi hal yang sangat penting dan paling berpengaruh dalam upaya pencegahan. "Kalau di ruangan tertutup, ada kerumunan di situ lebih baik gunakan masker untuk menjaga diri kita. Ini perlu diperkuat lagi kalau ada kenaikan kasus berarti penerapan hal ini kurang efektif," ucapnya.

Ia menjelaskan, selain masker masyarakat juga tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan konsisten. "Jaga jarak, rajin cuci tangan, menjauhi kerumunan ini jangan dilupakan. Karena sekali lagi cara sederhana ini dapat mencegah adanya perburukan kasus bahkan kematian terutama bagi kelompok rentan seperti anak, lansia dan orang memiliki kormobid," ujar dia.

Menurut dia, sinergi antara semua pihak terkait dan masyarakat dalam melakukan tindakan preventif dapat mencegah adanya penumpukan kasus di rumah sakit. "Ini tanggung jawab bersama penelusuran kasus dan tes harus cepat, karantina juga harus dilakukan dengan benar, lalu masyarakat taat prokes kalau semua bersinergi maka tidak akan ada penumpukan kasus hingga kekurangan obat dan oksigen di hilir yaitu di rumah sakit," katanya lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement