REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina dijadwalkan untuk mengevakuasi hampir 3.500 pekerja Filipina di tiga negara di Afrika yang dilanda Ebola, kata Departemen Luar Negeri di Manila Ahad (25/8).
"Kami sedang mempersiapkan untuk pelaksanaan repatriasi wajib warga Filipina di Guinea, Liberia dan Sierra Leone mengingat ancaman penyakit virus Ebola," kata juru bicara Deplu Charles Jose dalam satu pernyataan. Jose mengatakan, terdapat 880 warga Filipina di Guinea, 632 di Liberia, termasuk 148 tentara penjaga perdamaian dan 1,979 di Sierra Leone.
Sebelumnya, seorang pelaut Filipina, yang diduga terjangkit virus mematikan itu, diuji negatif untuk Ebola dan malah didiagnosis dengan flu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan epidemi Ebola darurat secara global setelah virus itu menewaskan 1.350 tahun ini, dengan kebanyakan kematian di Liberia, Sierra Leone dan Guinea. Di Jenewa, WHO menjelaskan, wabah Ebola di Afrika Barat mengakibatkan 1.427 kematian dari 2,615 penderita, yang diketahui, Jumat.
Dalam pembaruan data, WHO melaporkan 142 kasus baru, yang dipastikan laboratorium mungkin atau diduga Ebola, dan 77 kematian lebih dari empat negara terdampak Ebola, yakni Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone.
Sebelumnya, WHO mengatakan skala wabah Ebola terburuk di dunia telah disembunyikan oleh keluarga-keluarga yang menyembunyikan terinfeksi orang-orang yang dicintai di rumah mereka, dan keberadaan "zona-zona bayangan" itu membuat para petugas medis tidak bisa memasuki untuk kepentingan pemeriksaan.