Senin 25 Aug 2014 14:05 WIB

Premium Sulit, Banyak Pengecer Tutup

Rep: Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengecer bahan bakar minyak (BBM).
Pengecer bahan bakar minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak Ahad kemarin premium di sejumlah SPBU di Yogyakarta cepat habis. Akibatnya bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ini sulit diperoleh. Antrean kendaraan mengular di sejumlah SPBU. Para pengecer memilih menutup daganganya akibat sulitnya mencari premium.

"Dari kemarin (Ahad) kulakan (beli) ke SPBU habis. Terpaksa tutup dulu," kata Timbul, pemilik bengkel motor  yang juga penjual premium eceran d Jalan Imogiri Timur Yogyakarta, Senin (25/8).

Yayuk, pedagang kelontong dan bensin eceran di Jalan Wiraba juga memilih tutup tidak menjual bensin eceran. Sebab kata dia, pedagang hanya diperbolehkan membelli bensin eceran 20 liter/hari di SPBU. "Hari in malah cuma dapat 5 liter karena stok di SPBU habis," katanya.

Akibat sulitnya mencari premium ini harga bensin ditingkat eceran naik. Di sejumlah wilayah bensin dijual dengan harga Rp 8.000/liter. Yusrini, pedagang sayur di Pasar Giwangan Yogyakarta mengaku membeli premium di pedagang eceran di daerah Bantul Rp 8.000/liter. "Naik harganya gak apa-apa sebenarnya, dari pada sulit nyarine," katanya.

Sementara itu  Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Suyana, mengatakan total kuota bensin premium di Yogyakarta selama 2014  mencapai 105.979 kilo liter (KL).

Dari jumlah itu, hingga Juli sudah terserap 54 persen. "Jika dikalkulasi, yang subsidi ini akan habis pada 19 Desember 2014. Nah sejak 4 Agustus 2014 lalu Pertamina melakukan pengendalian," katanya.

Menurutnya, Pertamina juga sudah menjamin tidak ada kelangkaan BBM. Pasokan setiap hari juga selalu dipenuhi, meski tidak sebanyak hari biasa. Masyarakat yang mampu diharapkan belajar untuk beralih menggunakan pertamax.

Terkait kondisi di Kota Yogyakarta, menurutnya tidak ada antrean pembeli premium yang sampai keluar area SPBU. Dari total 16 SPBU yang ada, stok premium sebagian memang sudah habis akibat lonjakan pembeli.

Sedangkan mengenai kebijakan bagi pengecer, Disperindagkoptan tetap membatasi pembelian maksimal 20 liter per hari. Total pengecer di Kota Yogyakarta mencapai 789 orang. Seluruhnya sudah memiliki kartu dan tercatat di tiap SPBU. "Dari dulu jumlah pengecer sudah tidak kami tambah. Pihak SPBU sudah hafal dan tidak akan melayani pembelian melebihi batas," katanya.

Meski demikian, peredaran para pengecer tetap mendapat pengawasan dari petugas. Suyana berharap, bensin eceran yang dibeli di SPBU wilayah Kota Yogyakarta tidak dijual keluar daerah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement